REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM---Fatah dan Hamas belum juga melakukan perundingan lebih lanjut mengenai rencana rekonsiliasi mereka. Padahal kesepakatan rekonsiliasi sudah dilakukan antara pemimpin kedua belah pihak sejak tahun lalu.
Pemimpin Fatah Azzam al-Ahmad mengatakan, Fatah belum melakukan pembahasan lebih lanjut terkait rekonsiliasi dengan Hamas selama dua bulan ini. Pemimpin Hamas di Gaza telah berhenti berkomunikasi dengan Fatah sejak Februari. Menurut Al-Ahmad hal tersebut sepertinya sengaja dilakukan Hamas untuk menggagalkan kesepakatan yang telah dibuat pada Februari lalu. Padahal kesepakatan telah dilakukan antara Pemimpin Hamas Khalid Mashaal dan Presiden Fatah Mahmoud Abbas.
Menurut al-Ahmad, Abbas dan Mashaal Februari lalu bertemu di Doha dan memutuskan untuk membentuk kesatuan pemerintahan di bawah kepemimpinan seorang presiden. Pada Mei 2011 lalu, para pemimpin bertemu di Kairo dan menandatangani perjanjian rekonsiliasi. Mereka berjanji akan menggelar pemilu dalam satu tahun. Kesepakatan tersebut dibuat untuk mengakhiri perpecahan faksi yang membagi wilayah Tepi Barat dan Gaza, di bawah pemerintahan yang terpisah sejak 2007.
Namun satu tahun berlalu, al-Ahmad mengatakan tak kunjung ada perundingan lebih lanjut dengan Hamas. Menurutnya para pemimpin Hamas sedang disibukkan dengan pemilu internal di kubu mereka. Ia menambahkan, padahal Mediator Mesir dan pejabat Fatah telah mencoba membuat kemajuan terkait rekonsiliasi tersebut. Namun, pemimpin Hamas di Gaza tidak menyetujui penyelenggaraan pemilu di Gaza.