REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Seluruh maskapai penerbangan baik perintis maupun komersial hingga saat ini masih enggan melayani penerbangan ke Mulia, Ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Ini setelah insiden penembakan pesawat twin otter milik maskapai Trigana Air pada Ahad (8/4).
Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Mimika, John Rettob, di Timika, Senin, mengakui seluruh maskapai penerbangan baik perintis maupun komersial masih belum berani terbang ke Mulia. Ini lantaran masalah trauma psikologis. Penerbangan baik perintis maupun komersial ke Mulia selama ini dilayani dari rute Jayapura, Timika, Nabire, dan Wamena.
"Pihak kepolisian maupun Pemda Puncak Jaya sudah memberikan jaminan soal kondisi keamanan di Bandara Mulia,'' katanya. ''Tetapi, pilot dan semua operator penerbangan belum memberikan jawaban karena mereka mengalami trauma psikologis. Kita semua tidak tahu sampai kapan kondisi ini berlangsung."
John mengatakn wilayah Mulia dan sekitarnya hanya bisa dijangkau dengan transportasi udara. Meskipun ada ruas jalan darat dari Wamena, jalur tersebut kurang diminati warga karena kondisinya yang sangat rawan.