Senin 30 Apr 2012 13:52 WIB

Panglima TNI: TNI-Polri Harus Jaga Soliditas

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengharapkan soliditas antara TNI dan Polri harus selalu dijaga, sehingga benturan-benturan yang terjadi antara kedua institusi itu yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu bisa diredam.

"TNI dan Polri adalah pilar utama keamanan di Indonesia, sehingga apapun yang terjadi dan dilakukan oleh oknum-oknum ini tidak boleh mempengaruhi soliditas TNI dan Polri. Kalau itu terjadi, maka rakyat dan bangsa Indonesia yang akan rugi," kata Panglima TNI usai menerima kedatangan purnatugas Satgas Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII-C/UNIFIL dari Lebanon di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.

Benturan yang terjadi antara TNI dan Polri, seperti kasus insiden penembakan oleh oknum anggota Brimob Polda Gorontalo terhadap enam anggota Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) pada Sabtu (21/4) lalu, kata dia, itu hanya dilakukan oleh oknum tertentu, sehingga apa pun yang terjadi tidak boleh menggoyahkan soliditas TNI dan Polri.

Menurut dia, pihaknya akan terus memantapkan program yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan soliditas TNI dan Polri, yakni melakukan pertemuan secara intensif antara TNI dan Polri.

"Pada tataran pimpinan, pertemuan itu sudah dilakukan. Saya dan Kapolri juga melakukan kunjungan ke daerah-daerah untuk memantapkan koordinasi antara TNI dan Polri. Bagi satuan-satuan di bawah hendaknya melakukan kegiatan yang sifatnya meningkatkan hubungan baik secara terus menerus, seperti kegiatan keagamaan bersama, olahraga dan kegiatan positif lain untuk meningkatkan kerja sama yang baik," jelas Panglima TNI.

Untuk kasus insiden penembakan anggota Kostrad di Gorontalo sendiri, kata dia, sudah ditangani oleh aparat kepolisian dan pihaknya menghormati upaya kepolisian yang telah memproses hukum sembilan anggotanya itu.

"Kita harapkan prajurit TNI tidak melakukan tindakan-tindakan yang kita tidak inginkan. Saya sangat memahami perasaan para prajurit. Oleh karena itu, komandan kesatuan di jajaran Kostrad dan Pangdam di sana untuk terus memonitor prajuritnya agar tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan," kata Panglima TNI.

Insiden penembakan oleh anggota Brimob itu menyebabkan Prada Firman yang merupakan anggota Yonif 221/Kostrad meninggal pada Kamis (26/4) sekitar pukul 05.00 WITA. Prada Firman terkena peluru tajam di lengan kiri tembus paru-paru, akibat insiden tersebut.

Prada Firman yang sebelumnya mengalami kritis itu merupakan salah satu korban dari enam orang anggota Kostrad yang mengalami luka tembak oleh anggota Brimob Polda Gorontalo. Lima orang yang mengalami luka tembak itu saat ini masih di rawat di rumah sakit yang sama.

Lima korban lainnya yang mengalami luka tembak, yakni Prada Tiflif (luka tembak dibagian paha), Prada Apriadi (luka tembak punggung dan lutut akibat peluru tajam), Prada Yanris (luka tembak peluru tajam), Prada Rahim (peluru karet) dan Prada Adrian Rombe (peluru tajam).

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement