REPUBLIKA.CO.ID, DAMBULLA -- Serangan oleh sekelompok massa di Masjid Dambulla menimbulkan banyak reaksi keras. Pemerintah Sri Lanka pun diharapkan dapat meminta maaf pada komunitas muslim atas insiden tersebut.
Menurut Laporan media setempat, serangan terhadap Masjid Dambulla pada 20 April lalu merupakan peristiwa serius. Hal tersebut dapat memicu ketidakharmonisan komunal di Sri Lanka. Termasuk semakin membuka konflik kekerasan yang meluas.
Pemerintah Sri Lanka diharapkan dapat segera meminta maaf pada komunitas Muslim atas kejadian tersebut. Ini dianggap sebagai langkah tepat untuk menggagalkan upaya menciptakan keretakan dan kerusakan lebih jauh di Sri Lanka.
Namun sejauh ini, pemerintah Sri Lanka belum mengajukan permintaan maaf pada komunitas Muslim. Rumor yang berkembang mengatakan, adanya dugaan keterlibatan Perdana Menteri Sri Lanka dalam kasus tersebut. Diduga PM Sri Lanka DM Jayaratne, ada dibalik episode dengan mengeluarkan arahan untuk 'menghancurkan masjid' tanpa melalui prosedur hukum yang tepat.
Dalam laporan juga tertulis, adanya indikasi kredibel mengenai unsur-unsur terorganisir untuk membuat ketidakharmonisan komunal di negara tersebut. Yang juga berupaya untuk menggagalkan rekonsiliasi etnis di Sri Lanka. Bahkan ada yang berpandangan insiden tersebut merupakan bagian untuk memberi 'pelajaran' bagi kaum minoritas.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah Sri Lanka telah memerintahkan relokasi masjid di daerah yang dikatakan suci bagi umat Buddha, di Dambulla. Perintah tersebut dikeluarkan dua hari, setelah biksu Buddha memimpin sekelompok orang menyerbu masjid di pusat kota Dambulla, Sri Lanka. n c36/ Gita Amanda