REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Kesehatan melakukan simulasi penyusunan julah kematian ibu di provinsi/kabupaten/kota seluruh Indonesia. Hasilnya sebanyak sembilan provinsi merupakan penyumbang kematian ibu terbesar yang berkisar 309-1.661 kematian ibu per tahun.
Hal itu dikemukakan Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti atas nama Menteri Kesehatan RI membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-5 Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), di Royal Hotel Ambarukmo Yogyakarta, Senin (30/4).
Kesembilan provinsi tersebut adalah :Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Sumatera Selatan dan Lampung. ''Ini permasalahan yang sangat serius dan frekwensi tersebut adalah yang frekwensi yang terbanyak angka absolute kematian ibunya,'' kata dia.
Di samping itu, dari identifikasi daerah bermasalah kesehatan ada 109 kabupaten dan 21 kota di 10 provinsi di Indonesia yang termasuk dalam kategori daerah bermasalah kesehatan . Menkes berharap DIY tidak ada satupun kabupaten kota yang masuk, meskipun angka kematian ibu bertambah.
Untuk percepatan penurunan kematian ibu, selain perlu pendampingan terhadap kabupaten kota bermasalah kesehatan, provinsi juga perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari pemerintah, seluruh sector termasuk organisasi profesi HOGSI.
Kementerian Kesehatan juga melakukan terobosan dalam bentuk reformasi pembangunan kesehatan tahun 2010 – 2014, yang mencakup tujuh upaya, yaitu pelayanan kesehatan dasar, penyediaan distribusi frekwensi SDM kesehatan, penyediaan distribusi mutu obat, vaksin dan alat kesehatan, pengembangan jaminan kesehatan, penanganan daerah bermasalah kesehatan, dan pelaksanaan reformasi birokrasi,” katanya.
Sementara Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Paku Alam IX mengatakan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarga, pendekatan siklus hidup menjadi penting. Hal ini merupakan bagian dari peranan kesehatan reproduksi yang mencakup program kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak, program KB, program pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual termasuk HIV AIDS, serta program kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
Sultan mengharapkan HOGSI hendaknya meningkatkan aktifitasnya dalam mendukung pencapaian kualitas hidup ibu, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas hidup keluarga.
PIT ke-5 HOGSI yang mengusung tema "Percepatan Pencapaian MDG Melalui Kerjasama Lintas Sektoral dan Peningkatan Kualitas SDM" diikuti sekitar 200 peserta. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi, workshop, seminar, dan simposium