REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ribuan Slanker, panggilan akrab pengemar Slank, memadati pinggiran kota Cianjur, Jawa Barat, Senin (30/4). Mereka datang dari berbagai daerah di Jabar, Banten dan DKI Jakarta.
Sebelum menghibur ribuan fansnya di Lapangan Brawijawa Markas Batalyon Infanteri Raider 300/RBK Cianjur, personel Slank menyempatkan diri menggelar dialog di Pesantren Al-Ittihad. Dialog Budaya tersebut diawali dengan tausyiah yang disampaikan Ki Ageng Ganjur. Dalam tausyiahnya, Ki Ageng menyampaikan kedatangan Slank ke setiap pondok pesantren.
"Slank ingin menunjukkan bahwa pondok pesantren merupakan pusat kesenian, kebudayaan, dan peradaban. Pesantren bukan sarang teroris. Pesantren adalah lembaga yang melakukan pendidikan dengan melakukan pendekatan budaya," katanya.
Selang beberapa jam melakukan dialog dengan slanker dan berbagai kalangan di Cianjur, group band yang digawangi Bim Bim (drummer), Kaka (vocal), Ridho (gitar), Abdi (gitar), dan Ivanka (bass) itu langsung menggebrak ribuan penggemarnya dengan hits mereka.
"Kita ingin Pancasila tetap menjadi dasar negara. Di negara ini ada dua rampok, yakni rampok undang-undang dan koruptor. Kondisi inilah yang menjadi misi Xtraligi ke pondok-pondok pesantren," ucap Kaka vokalis Slank.
Sementara itu, Kaka menjelaskan bahwa Slank punya slogan perdamaian, cinta persatuan, dan saling menghormati. Slogan ini, jelas dia, menjadi kunci kebersamaan dan ingin selalu ditiru seluruh masyarakat Indonesia.
Sebelum melakukan dialog dan menggelar konser, personel Slank mengadakan kegiatan penanaman pohon di halaman yayasan Al-Itidad.