REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP menyesalkan Kapolres Lampung Selatan yang ragu dalam menindak aksi unjuk rasa di Kalianda yang sudah anarkis. Seharusnya, kata dia, sebagai pemimpin harus berani bertindak tegas.
"Minta polisi tegas dan berani memproses secara hukum. Karena terkesan kapolres ragu-ragu dan kurang berani bertindak," kata Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP kepada Republika di Bandar Lampung, Selasa (1/4) pagi, menanggapi aksi ribuan warga di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan pada Senin (30/4) malam.
Menurut dia, pihak keluarga mantan Gubernur Lampung pertama Zainal Abidin Pagaralam (ZP) tidak ada masalah soal patung ZP yang ditolak atau dirobohkan warga pada Senin (30/4) malam.
Namun, yang perlu disampaikan kepada masyarakat, kata anak kedua Zainal Pagaralam ini, pendirian patung tersebut karena ada persetujuan dan keputusan DPRD Kabupaten Lampung Selatan.
"Mestinya mereka cek kenapa DPRD yang wakil rakyat setuju," katanya.
Selaku keluarga mantan gubernur Lampung pertama sejak memisahkan diri dari Provinsi Sumatera Selatan, ia mengatakan, pihak keluarga menyesalkan aksi anarkis tersebut dan meminta polisi tegas dan berani memproses secara hukum pihak-pihak yang memprovokasi masyarakat.
Ia menyebutkan kapolres Lampung Selatan ragu-ragu dan kurang berani bertindak terhadap pendemo yang sudah anarkis.
"Untuk tugas di Lampung, pemimpin atau kepala satuan harus berani," tegasnya.