Kamis 03 May 2012 01:03 WIB

Kesehatan Pelaku Mogok Makan Palestina Terus Memburuk

Tahanan Palestina
Tahanan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM---Seorang dokter Dinas Penjara Israel mengatakan kepada media setempat bahwa kesehatan empat narapidana Palestina yang melakukan mogok makan kini dalam bahaya setelah hampir dua bulan protes berlanjut menentang kebijakan penahanan yang tidak adil.

Para tahanan adalah bagian dari sekelompok 2.000 pemogok makan Palestina, yang sebagian memulai protes mogok makan awal bulan ini. Mereka memprotes kebijakan penahanan pemerintah Israel, terisolasi dan kurangnya hak pribadi, seperti ponsel dan televisi di dalam sel-sel.

Bilal Diyab, Ta'ir Halale, dan Omar Abu Shlal memprotes penahanan administratif, karena dengan kebijakan itu mereka dapat ditahan di penjara tanpa pengadilan untuk jangka waktu yang lama, sementara Muhammad Siksak dituduh oleh otoritas Israel menjadi seorang "pejuang ilegal," kata laporan surat kabar harian setempat Ha'aretz pada Selasa.

"Semua pelaku aksi mogok makan berada di bawah pengawasan medis, dan mereka telah meminta pengawasan sepanjang waktu di satu fasilitas medis di Ramle. Jika situasi memburuk, para tahanan akan dipindahkan ke rumah sakit umum, seperti yang dilakukan terhadap kasus sebelumnya," kata IPS kepada harian itu.

Seorang dokter dari Dokter untuk Hak Asasi Manusia pada Senin mengunjungi pemogok makan itu dan mengatakan bahwa aksi mogok makan perlu diperpanjang karena para narapidana itu dipindahkan ke rumah sakit umum karena penjara tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk memantau kesehatan mereka.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement