REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinamika di tubuh timnas Indonesia coba dimanfaatkan kubu PSSI versi KPSI dengan melempar isu propaganda perpecahan timnas. Bahkan Ketua PSSI versi KPSI, La Nyalla Matalitti secara pribadi mengirimkan pesan BlackBerry Messenger kepada wartawan yang berisi informasi soal timnas PSSI di bawah Djohar Arifin.
“Keputusan mengejutkan dari para pemain Semen Padang FC, mereka mengundurkan diri dari pemusatan latihan TC tim nasional yakni: Hengki Ardiles, Abdul Rahman, Fendri Ronaldo Mofu dan Ferdinand Alfred Sinaga, karena mereka ingin fokus ke klub karena agenda ini tidak masuk dalam kalender AFC. Pemilik klub Semen Padang FC sangat mendukung keputusan beberapa pemainnya mengundurkan diri dari TC,” begitu pesan Blackberry messenger yang dikirim La Nyalla kepada wartawan.
Kontan pesan Blackberry La Nyalla menimbulkan pertanyaan. Mengapa seorang yang mengaku sebagai ketua PSSI hasil KLB Ancol, sampai perlu mencampuri urusan organisasi yang dinilainya sendiri sudah tidak kredibel? Sebelumnya La Nyalla sendiri telah membentuk skuat timnas tandingan di bawah kepelatihan Alfred Riedl.
Sementara kubu Semen Padang membantah kabar jika pihaknya telah mendukung pengunduran diri seluruh pemainnya di timnas. Menurut manajemen Kerbau Sirah, justru pihaknyalah yang mengirimkan permohonan perihal penarikan dua pemainnya dari pusat pelatihan timnas yakni Vendry Mofu dan Hengki Ardiles.
"Jadi tidak benar jika dikatakan semua pemain ditarik," ujar manajemen Semen Padang, Erizal Anwar.
Di pihak lain, PSSI menghargai keputusan tim yang menarik sebagian pemainnya di timnas. PSSI memahami jika klub memerlukan pemainnya di kompetisi.
"Toh tidak semua pemain ditarik. Kami juga telah mempertimbangkan dari segi kepentingan teknik timnas sendiri dengan ditariknya beberapa pemain itu," ujar penanggungjawab timnas Bernhard Limbong.