REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Pembom Taliban pada Rabu menyerang wisma tamu terjaga ketat di Kabul dan mengumumkan awal serangan musim semi mereka serta melecehkan seruan Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa perang itu berakhir.
Tujuh orang tewas sesudah penyerang jibaku mengenakan burqa meledakkan bom mobil dan bentrok dengan penjaga di 'Desa Hijau', gugus penginapan bagi Eropa Bersatu, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok bantuan, kata pejabat.
Serangan itu menimbulkan kekhawatiran baru tentang ketahanan perlawanan pada ulang tahun kematian Osama bin Ladin saat NATO mengurangi pasukan tempurnya dalam dua tahun mendatang dan menyerahkan tanggung jawab keamanan ke pasukan Afghanistan.
Taliban menyatakan serangan itu adalah balasan untuk Obama, yang hanya beberapa jam sebelumnya menandatangani naskah kemitraan baru di Kabul bagi hubungan Afghanistan-Amerika Serikat setelah 2014, yang dianggap tidak sah oleh pejuang tersebut.
Dalam pidato tahun pemilihan umumnya, Obama memperkenalkan diri sebagai panglima perang, yang mampu mengakhiri dua perang panjang sesudah penarikan tentaranya dari Irak dan menghancurkan Alqaida serta mencoba menyulap awal baru bagi rakyat Amerika Serikat, yang lelah dengan perang dan resesi.
"Perang ini dimulai di Afghanistan dan di tempat inilah ia akan berakhir," kata Obama, mengingatkan perang gelap sedasawarsa sesudah Osama melancarkan serangan pada 11 September 2001.
"Namun di sini, dalam kegelapan sebelum subuh Afghanistan, kita dapat melihat cahaya hari baru di cakrawala," kata Obama, yang berusaha merebut masa bakti kedua di Gedung Putih pada tahun ini.
Obama terbang ke Kabul secara rahasia di tengah malam dan menandatangani kesepakatan dengan Presiden Hamid Karzai, mengukuhkan bantuan 10 tahun Amerika Serikat untuk Afghanistan setelah pasukan tempur NATO pergi pada 2014. Sebagian besar warga Afghanistan tidur dan ia pergi sekitar enam jam kemudian.
"Kami berharap untuk masa depan damai. Kami setuju menjadi mitra jangka panjang," kata Obama di istana Karzai. Taliban mengatakan Karzai tidak berhak menandatangani kesepakatan itu dan menuduhnya menjual kedaulatan Afghanistan kepada Amerika Serikat.
Pejuang itu bertekad melanjutkan perjuangan bersenjata mereka terhadap semua isi naskah tidak sah itu sampai penarikan penuh pasukan penyerang pasukan dan boneka mereka, yang mengacu pada pemerintah Karzai. Serangan atas Desa Hijau itu dimulai sekitar dua jam setelah Obama pergi.
Polisi mengatakan penyerang jibaku mengenakan burqa menyerbu pada pukul 18.15 (08.45 GMT), meledakkan bom mobil sebelum bentrok dengan penjaga. Kementerian dalam negeri menyatakan tujuh orang tewas, termasuk sedikit-dikitnya enam warga Afghanistan.
Penyerangnya tiga orang, kata kementerian itu, satu berjibaku di bom mobil dan dua yang masuk ke gugus itu. Satu meledakkan diri, sementara yang lain ditembak mati pasukan keamanan.
Tubuh hancur terlihat tergeletak di jalan setelah serangan itu, yang mengakibatkan dua kendaraan mutlak hancur dan merusak jendela sekolah di dekatnya. Juru bicara kementerian kesehatan Kargar Noorughli menyatakan 18 orang luka dan delapan dirawat di rumah sakit.
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid kepada kantor berita Prancis AFP menyatakan serangan itu pesan untuk Obama, mengatakan gerilyawan akan terus berjuang sampai semua pasukan asing pergi.
Pejuang itu menyatakan serangan musim seminya, bersandi Al-Farouq, sejak Kamis menyasar penjajah asing, penasihat mereka, kontraktor mereka, semua yang membantu mereka secara ketentaraan dan sandi.
Baru lebih dari dua pekan lalu, salah satu serangan terbesar di Kabul menyasar kantor pemerintah, kedutaan besar dan pangkalan asing. Gedung Putih menyatakan perjanjian itu memungkinkan pasukan Amerika Serikat menetap untuk melatih pasukan Afghanistan dan mengejar sisa Alqaida selama 10 tahun setelah 2014.
Kesepakatan itu dicapai lebih dari dua pekan sebelum temu puncak NATO di Chicago, tapi tidak mencakup soal penting dari kedudukan setiap tentara Amerika Serikat di Afghanistan.
Sebaliknya, perjanjian itu membuat Washington memberi pasukan atau dana kepada Afghanistan, meskipun untuk memberi tanda bahwa meskipun mengakhiri perang terpanjang dalam Sejarah Amerika Serikat itu, Washington berniat memastikan Afganistan tidak kembali menjadi persembunyian kelompok 'teror'.
Karzai menyatakan perjanjian itu bukan ancaman bagi negara lain dan mengharapkannya menyebabkan ketenangan di kawasan tersebut.
Tetangga Pakistan-nya lama dilihat sebagai sumber kegoncangan di Afganistan dan hubungannya dengan Kabul dan Washington masih diliputi ketidakpercayaan setahun setelah Osama ditemukan dan dibunuh pasukan khusus Amerika Serikat di tanahnya.
Sesudah perang menewaskan hampir 3.000 tentara Amerika Serikat dan sekutu, ribuan warga Afghanistan dan menelan ratusan miliaran dolar itu, masa depan Afghanistan masih sangat tidak pasti.
Pasukan Amerika Serikat bisa bertempur dua tahun lagi dan beberapa lagi dapat tetap dalam bahaya satu dasawarsa sesuahnya.
Obama terus terang mengatakan kepada tentaranya bahwa "beberapa dari teman Anda akan luka, beberapa teman Anda mungkin terbunuh".
Laporan Pentagon pada Selasa memperingatkan bahwa suaka pejuang di Pakistan dan korupsi menimbulkan tantangan parah jangka panjang.
Sekitar 87.000 serdadu Amerika Serikat dan 44.000 tentara asing lain ditempatkan di Afghanistan bersama 344.000 tentara dan polisi Afghanistan.