Jumat 04 May 2012 10:20 WIB

Pangan Lokal Berkelas, Satu Andalan Visit Jateng 2013

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Getuk khas Magelang
Foto: sintacarolina.blogspot.com
Getuk khas Magelang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Pengembangan pangan lokal menjadi salah satu andalan Visit Jateng 2013. Menurut Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, selain wisata alam, budaya, dan religi, Jateng juga menyasar sebagai salah satu destinasi wisata kuliner. "Tahun ini menjadi krusial karena akan menentukan berhasil atau tidaknya Visit Jateng tahun depan," katanya, saat membuka Festival Pangan Lokal Jawa Tengah, kemarin petang.

Menurut dia, pangan lokal di Jawa Tengah sangat beragam. Masyarakatpun, katanya, menjadikannya bagian dari asupan pangan sehari-hari. Di beberapa daerah bahkan bahan makanan non-beras menjadi bahan pangan utama. "Ini tradisi bagus yang harus dipertahankan," katanya.

Ia berharap, para pelaku industri kuliner dan masyarakat mampu berkreasi dengan bahan pangan lokal ini agar mampu menghasilkan sesuatu yang baru dan spesifik. Dengan demikian, kuliner Jateng tak hanya menjadi pelengkap, namun menjadi salah satu cabang wisata unggulan.

Ia berharap, tiap daerah mempunyai 'trademark' sendiri menyangkut pangan lokal. "Ada sesuatu yang bisa ditonjolkan dari masing-masing daerah," katanya.

Menurut Bibid, kuliner adalah salah satu bentuk promosi yang tak perlu membayar. "Wisatawan akan mengabarkan dengan sukarela pada yang lain jika mereka puas," katanya.

Karenanya, kata Bibid, persiapan harus maksimal. Selain itu, sentuhan profesional juga harus dilakukan. Ia mencontohkan getuk trio Magelang. "Jangan asal jadi getuk, tapi harus berkelas," katanya.

Berkelas, kata dia, maksudnya harus memenuhi standar baik kesehatan, higienitas, kemasan, penampilan, dan pemasarannya.

Pada kesempatan itu, Bibid juga mengemukakan rencana penyelenggaraan ajang Lintas Alam Borobudur yang akan dilakukan 25-28 Mei mendatang. Peserta dari 50 negara, katanya, akan terlibat. Hingga hari ini, sudah 5.000 orang peserta yang mendaftar, baik untuk untuk jarak pendek (5 km), sedang (7,5 - 10 km), maupun panjang (25 km).

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Jateng, Gayatri Indah Cahyani, menyatakan pengembangan pangan lokal terus dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengangkat citra bahan pangan yang ada di daerah itu dan mengurangi konsumsi beras dan terigu. "Bukan mengurangi konsumsi beras, namun lari ke terigu," katanya.

Bekerja sama dengan perguruan tinggi, katanya, mereka memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan bahan-bahan itu. "Kini telah mampu dihasilkan tepung dari garut, singkong, talas, sukun, dan bermacam-macam bahan lain.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement