REPUBLIKA.CO.ID, Pelepah pisang kering ternyata mampu menjadi kerajinan tangan bernilai seni. Dari bahan yang sudah tidak terpakai ini dapat dihasilkan karya seni yang mampu menembus pasar luar negeri.
Contohnya saja seperti yang dibuat oleh Rahmat Sadeli, warga Kampung Baros, Tugu Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi. Pria yang kini berusia 65 tahun tersebut mampu menghasilkan lukisan pelepah pisang yang indah dan diminati turis mancanegara.
Saat ditemui Kamis (3/5) lalu, Rahmat tengah menyelesaikan delapan buah lukisan bercorak kaligrafi Alquran yang dipesan untuk dikirim ke Pakistan. Biasanya per bulan dia hanya membuat sebanyak lima buah lukisan beraneka ragam corak.
Rahmat mulai menggeluti lukisan pelepah pisang sejak 1994 lalu. Sebelumnya, Rahmat hanya menjadi kondektur bus. Namun, selama menjadi kondektur bus dia seringkali diminta untuk mendesain logo dan membuat gambar artistik di badan bus.
Selama 18 tahun berkarya, lukisan pelepah pisang Rahmat sudah diakui banyak pihak. Bahkan, hasil karyanya diminati oleh para wisatawan asing dan banyak di jadikan buah tangan khas dari kota Sukabumi. Lukisannya pernah diminta untuk dikirim ke Mesir, Australia, Pakistan, dan sejumlah negara timur tengah lainnya.
"Saya hanya belajar secara otodidak,’" terang Rahmat. Menurutnya, untuk membuat lukisan pelepah pisang diperlukan kesabaran dan ketelitian.
Proses pembuatan lukisan pelepah pisang cukup sedehana. Bahan yang dibutuhkan hanya pelepah pisang, kayu triplek, lem, dan pernis. Rentang waktu pembuatan lukisan bervariasi tergantung tingkat kesulitan desain yang dibuat antara tiga hari hingga 15 hari.
Untuk lukisan bergambar harimau dan pemandangan alam misalnya diperlukan waktu hingga 15 hari. Sementara gambar kaligrafi Alquran hanya membutuhkan tiga sampai tujuh hari.