Sabtu 05 May 2012 13:22 WIB

Salihara: Polisi tak Lindungi Warga, Malah Tunduk pada Ormas

Rep: Nur Feby Rosiana/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Satu sudut ruang di Gedung Salihara, Jakarta
Foto: Flickr/Komunitas Salihara
Satu sudut ruang di Gedung Salihara, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komunitas Salihara mengecam keras tindakan polisi yang membubarkan secara paksa kegiatan diskusi dan peluncuran buku Irshad Manji yang berjudul "Allah, Liberty and Love". Insiden itu terjadi Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Jumat (4/5) malam.

Manajemen Salihara Ening Nurjanah prihatin dengan polisi malah berbuat seenaknya dengan membubarkan secara paksa diskusi yang sudah dihadiri oleh 150 peserta tersebut. Ening pun heran ketika polisi yang seharusnya melindungi warganya malah bertindak secara sepihak.

“Dengan hanya karena ada gerombolan yang tidak menghendaki diskusi berlangsung, polisi membubarkan diskusi secara paksa,” ujar Ening saat jumpa pers di gedung Komunitas Salihara, Ahad (5/5). Salihara menganggap cara polisi membubarkan diskusi sangat bermasalah dan cenderung menebar ancaman.

Ening heran ketika polisi tidak melarang massa yang masuk dan mencoba mengganggu diskusi. Tindakan yang diambil polisi justruk mengakomodir dan tunduk pada tuntutan massa dengan membubarkan diskusi.

“Polisi sudah berbohong, kita mengizinkan massa berdemo diluar, tapi nyatanya polisi malah membiarkan massa itu masuk, saat berdialog pun yang terjadi malah minta penghentian secara paksa,” tutur Ening. Menurut Ening diskusi tersebut adalah diskusi yang merupakan bagian dari hak konstitusi warga negara untuk memperoleh informasi, berkumpul dan beroendapat yang dijamin dalam Undang-undang Dasar 1945.

Alasan kepolisian bahwa acara tersebut illegal karena tidak memiliki ijin keramaian adalah alasan yang tidak berdasar dan telah melecehkan hak asasi manusia yang dijamin oleh Undang-undang Dasar 1945. Manajemen Salihara menganggap jika polisi telah melakukan pelanggaran dengan membiarkan para pengganggu yang menurut Kapolsek Pasar Minggu Adry Desas Puryanto berasal dari organisasi masyarakat yaitu FPI, FORKABI, dan FBR.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement