REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para penguasa militer Mesir memberlakukan jam malam di sekitar kementerian pertahanan Jumat setelah dua orang tewas dalam bentrokan antara pasukan dan para pemrotes.
Bentrokan itu terjadi hanya tiga minggu mrnjelang pemilihan pertama presiden sejak pemberontakan rakyat yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak tahun lalu.
Para pejabat di rumah sakit Universitas Al-Zahra mengatakan mereka menerima dua orang yang tewas akibat bentrokan dekat kementerian itu. Satu kelompok medis garis depan mengatakan mereka tewas akibat luka tembak.
Kementerian kesehataan melaporkan seorang tewas dan mengatakan ia adalah tentara cadangan.
Setidaknya 296 orang juga cedera dalam bentrokan itu, kata kementerian kesehatan dalam satu prrnyataan, termasuk 131 orang dirawat di rumah sakit.
"Jam malam diberlakukan di Taman Abbsssiya, sekitar kementerian pertahanan dan jalan-jalan sekitarnya," kata Jenderal Mukhtar al-Mulla, anggota Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) yang berkuasa dalam satu pidato di televisi.
Jam malam diberlakukan dari pukul 23.00 waktu setempat (04.00 WIB) sampai pukul pukul 07.00 waktu setempat (12.00 WIB) Sabtu, kata Mulla dan memperingatkan bahwa angkatan bersenjata akan ""menghadapi dengan tegas" setiap usaha untuk melanggar jam malam itu.
"Semua tindakan hukum akan dilakukan terhadap mereka yang terlibat dalam kejadian-kejadian di Abbasiya, atau yang menghasut mereka," kata Mulla.
Militer menangkap 170 orang dekat kementerian pertahanan, kata sumber-sumber oditur militer, dan menambahkan bahwa mereka akan memerintahkan penangkapan orang-orang yang dituduh menghasut aksi kekerasan termasuk beberapa "nama besar."
Jumat siang polisi militer menuduh para pemrotes mengejar mereka di pinggir jalan dekat kementerian itu.
Bentrokan itu dimulai ketika sejumlah pemrotes melemparkan batu ke polisi militer, memicu pasukan menanggapinya dengan menembakkan meriam-meriam air dan gas air mata.
Satu asap hitam tebal mengepul di atas Taman Abbassiya, beberapa hari setelah satu bentrokan berdarah lainnya di daerah itu.
Para pemrotes yang berlumuran daerah dibawa dengan menggunakan sepeda motor dan ambulan dikerahkan ke lokasi itu, kata seorang wartawan AFP. Televisi pemerintah menayangkan gambar beberapa tentara yang cedera.
Polisi militer memungut batu-batu dan melemparkan kembali ke para pemrotes, yang menggunakan besi batangan dari lokasi-lokasi bangunan yang hancur untuk melindungi diri mereka.
Stasiun televisi satelit Al Jazeera Misr mengatakan tentara juga menahan seorag awak televisi dari saluran Januari 25, yang berafiliasi dengan Ikhawanul Muslimin.