REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Sebuah analisis politik mengatakan, Israel merupakan satu-satunya rezim di dunia yang mengancam akan melenyapkan seluruh dunia dalam "Armagedon Nuklir". Ancaman tersebut akan direalisasikan jika Isael berada dalam kondisi bahaya.
Mark Glen dari gerakan Solidaritas Palang Merah dan Bulan Sabit mengecam Israel atas persediaan nuklir yang dimilikinya. Ia mengatakan, Tel Aviv merupakan satu-satunya rezim yang mengancam akan membawa dunia pada Armagedon Nukli dalam percobaan berharga jika pemerintahan Yahudi di Timur Tengah tak lagi terwujud.
"Tak ada negara lain yang ada saat ini yang mengatakan pada seluruh dunia, jika mereka jatuh akan membawa seluruh dunia dalam kejatuhan bersama," Kata Glen dalam wawancara dengan Press TV.
Bahkan yang paling menonjol menurut Glen, profesor militer Israel Martin Van Creveld pernah menyinggung mengenai ambisi nuklir Israel. Creveld menurut Glen pernah menegaskan bahwa Tel Aviv memiliki ratusan hulu ledak atom dan roket untuk ditargetkan ke semua arah.
Target tersebut kebanyakan diarahkan ke ibukota-ibukota negara Eropa. Tel Aviv menyatakan akan membuat seluruh dunia hancur bahkan sebelum rezim Tel Aviv lenyap.
Para analis menyesalkan ancaman Israel yang membayangi dunia. Sementara itu Tel Aviv terus menggunakan media-media di dunia untuk melayangkan tuduhan terhadap negara-negara yang dianggapnya memiliki program nuklir nonsipil.
Israel secara luas diyakini sebagai pemilik tunggal senjata nuklir di Timur Tengah. Tel Aviv telah membangun fasilitas plotonium dan uranium pertama di Dimona, padang pasir Negev, pada 1958.
Mantan Presiden AS Jimmy Carter menyatakan bahwa Israel memiliki senjata nuklir dengan sedikitnya 200-300 hulu ledak. Selama puluhan tahun juga telah ada laporan berulang mengenai kepemilikan senjata atom Israel.
Dengan kebijakan resmi dari ambiguitas nuklir, Tel Aviv tidak membenarkan atau menyangkal kepemilikan nuklirnya. Mereka juga menolak untuk bergabung dengan perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan tak mengizinkan inspeksi pada fasilitas nuklirnya.