REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Tekanan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap India terkait impor minyak Iran dibilang berhasil. Pasalnya, India akan mereduksi pengiriman minyak dari Iran setidaknya 15 persen untuk tahun ini.
Pemerintah India telah mendesak perusahaan milik negara Mangalore Refinery & Petrochemicals Ltd dan perusahaan swasta Essar Oil Ltd untuk memangkas impor minyak Iran hingga Maret 2013 mendatang, mengingat tingginya tekanan dari AS dalam rangka mengakhiri program nuklir Iran.
Sebelumnya, Amerika Serikat terus mendorong India untuk mengurangi impor minyak dari Iran, Sabtu (5/5). Anjuran ini datang dari Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, jelang kedatangannya di India pada Ahad. Pengurangan impor minyak ini akan dibahas saat pembicaraan Hillary dengan para pemimpin India.
India memiliki kebutuhan energi yang luar biasa untuk memenuhi pertumbuhan industri negara tersebut. Sebelumnya, India pernah mengurangi ketergantungannya pada minyak Iran. Namun, seorang pejabat AS yang ikut dalam pembicaraan tesebut menyatakan AS ingin India mengurangi impor Iran lebih banyak lagi.
Pejabat yang tidak disebut namanya itu mencatat bahwa India baru-baru ini meningkatkan impor minyak dari Arab Saudi untuk mengganti pengurangan minyak dari Iran. AS juga menginginkan India agar mencari energi alternatif lain daripada terus bergantung pada minyak. Seperti konsumer besar lainnya dari minyak Iran, India dapat menghadapi sanksi jika tak melakukan pemotongan yang signifikan atas minyak Iran.
Sekitar 11 negara Eropa dan Jepang telah terhindar dari sanksi itu setelah pemerintah AS mengurangi secara substansial impor minyak negara-negara tersebut. Sementara India, Cina, Korea Selatan, Turki dan Afrika Selatan masih belum menerima pengurangan impor minyak dari Iran tersebut.
Impor minyak mentah Iran jatuh menjadi 18,5 juta ton per periode 31 Maret 2011 dibanding 21,9 juta ton di periode yang sama pada 2009. Sementara pihak AS masih memberikan kesempatan bagi negara aliansinya seperti India hingga 28 Juni untuk memangkas pembelian minyak mentah dari Iran secara signifikan atau akan tertekan sanksi.
Sementara itu, utusan khusus AS untuk masalah energi global, Carlos Pasqual, akan mengunjungi India kemudian pada bulan Mei untuk menindaklanjuti pembicaraan Clinton. Karena kebutuhan energi, India telah mengecam AS seruan untuk mencari alternatif minyak Iran. Pejabat itu mengatakan parlemen India sangat tahan untuk memenuhi tuntutan dari Washington terhadap Iran.
Setelah mengunjungi Kolkata di India timur, Clinton akan berkunjung pada Senin di New Delhi. Kunjungannya itu akan bertepatan dengan delegasi dagang utama Iran yang mencari peluang di pasar India. Para pejabat AS meremehkan kehadiran delegasi Iran, yang katanya dipusatkan pada barang-barang konsumsi. "Saya tidak berpikir kita terlalu khawatir tentang hal itu," katanya.
Dalam pembicaraan dengan para pejabat India, Clinton juga akan mendesak negara untuk melanjutkan reformasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan, termasuk menjatuhkan pembatasan investasi asing di sektor keuangan.