REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Arah kiblat masjid di Indonesia tidak ke barat laut. Demikian yang dikatakan Ketua Lajnah Falakiah Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Ghozalie Masroeri, ketika dihubungi, Ahad (6/5). Ghozalie mengatakan arah kiblat yang tepat bukanlah ke arah barat melainkan mendekati ke arah barat laut. “Akan tetapi, letak koordinat atau kemiringan tiap kota ke arah barat laut berbeda-beda,” ujar Ghozalie.
Ghozalie menjelaskan untuk menguji ketepatan arah kiblat dapat dilakukan melalui rostul qiblat. Rostul kiblat sendiri akan dilakukan ketika matahari tepat berada di atas Kabah sekitar bulan Mei dan Juli. “Ketika matahari tepat berada di atas Ka’bah, semua benda yang berdiri tegak lurus di Indonesia ketika itu mempunyai bayangan yang bisa ditarik ke arah Ka’bah,” jelas Ghozalie.
Ghozalie mengatakan dengan rostul qiblat dapat diketahui arah kiblat sejati, sehingga arah kiblat gedung ataupun masjid di Indonesia bisa dikoreksi. “Jika arahnya tidak sesuai maka bisa diluruskan,” kata Ghozalie.
Sementara itu, Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang juga Anggota Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, Thomas Djmaluddin, mengatakan posisi matahari yang tepat di atas Kabah merupakan bagian dari pergerakan tahunan matahari menuju titik puncak di utara.
“Karena kemiringan bumi, matahari tampak bergerak ke utara dan ke selatan secara periodik. Sebelum sampai di titik puncak di utara pada tanggal 22 Juni, matahari lebih dulu tepat berada di atas Kabah pada tanggal 27 Mei,” ujar Thomas.
Pada saat itu, lanjut Thomas, penduduk kota Mekkah tidak melihat bayangan mereka sendiri karena matahari tegak lurus di atas mereka. “Tetapi di tempat lain di dunia yang bisa melihat matahari itu, ada bayangan benda yang bisa dijadikan pemandu arah kiblat,” jelas Thomas.
Thomas mengatakan dengan matahari tepat berada di atas Mekah petunjuk ke arah kiblat dengan akurat bisa didapatkan. “Ini metode paling sederhana yang bisa diaplikasikan. Tidak perlu mengubah gedung, cukup geser arah sajadah mendekati barat laut,” ujar Thomas.
Thomas mencontohkan untuk arah kiblat dari Pulau Jawa adalah miring ke kanan 25 derajat dari arah barat mendekati barat laut. “Untuk pulau lainnya di luar pulau Jawa kemiringannya sekitar 20 hingga 26 derajat mendekati arah barat laut,” kata Thomas.
Thomas menjelaskan pengecekan arah kiblat bisa dilakukan lima menit setelah pukul 16.18 pada tanggal 27 Mei dan lima menit setelah pukul 16.27 pada tanggal 15 Juli ketika matahari mencapai deklinasi (lintang benda langit pada bola langit) yang sama dengan lintang kota Makkah.