REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH--Kementerian Perdagangan dan Industri Israel melansir hanya 20 persen perempuan muslim Israel yang bekerja. Data yang dirilis Rayan Center bahkan lebih rendah yakni 15 persen.
Manal Abu Keren, mengatakan sebenarnya perempuan Arab Badui tidak ada masalah dengan pekerjaan apapun. Namun, ketika berbicara keluarga, ada harapan dimana perempuan Arab Badui dapat menyisihkan waktu sejenak untuk mengurus anak-anak. “Kita masih memikirkan anak-anak,” kata dia.
Itamar Harel, wakil presiden divisi pemasaran Bezeq, mengatakan perusahaan mengaku senang mempekerjakan perempuan Arab Badui karena nilai ekonomisnya.
“Kami melihat banyak pekerja yang datang dan pergi dalam waktu yang relatif singkat. Sementara kami butuh pekerja yang mau menangani pekerjaan ini dalam waktu relatif lama. Beruntung, mereka (perempuan Arab Badui) tertarik dengan tawaran ini,” kata dia.
Berbicara dengan penuh percaya diri dalam bahasa Ibrani dan berpakaian dalam pakaian tradisional Arab, Perempuan Arab Badui membantu pelanggan memecahkan masalah yang dialami masjid.
Saat ini, lebih dari 170 ribu Arab Badui berada di Israel. Mereka menempati padang gurung yang gersang. Meski demikian, mereka mulai mengadopsi gaya hidup modern. Secara keseluruhan, populasi Arab Badui mencapai 1.3 juta. Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang dialami masyarakat Arab Badui.