REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis akhirnya memiliki pemimpin baru. Kandidat sayap kiri Francois Hollande, menang dalam pemilihan umum putaran kedua dan mengalahkan Nicolas Sarkozy, Ahad (6/5).
Kemenangan Hollande disambut suka cita warga Prancis. Mereka berkumpul di alun-alun Revolusi Prancis, berteriak dan mengibarkan bendera. Warga dari semua usia dan etnis juga merayakan kemenangan Hollande di Bastille.
Kementerian Dalam Negeri mengumumkan, dari sekitar 95 persen surat suara yang masuk, hasil resmi menunjukkan Hollande menguasai lebih dari setengah suara dengan 51,6 persen. Sedangkan Sarkozy hanya mendapatkan 48,4 persen. Kehadiran pemilih cukup tinggi, yaitu 81 persen.
Hollande pun akan menjabat secara resmi sebelum 16 Mei mendatang. Perdana Menteri Inggris, David Cameron memberi ucapan selamat kepada Presiden Prancis terpilih tersebut melalui telepon, Ahad (6/5).
"Kedua pemimpin berjanji akan mempererat kerja sama di masa depan dan membangun hubungan dekat yang sudah terjalin antara Inggris dan Prancis," ujar juru bicara Pemerintah Inggris dalam pernyataannya.
Hollande terpilih menjadi presiden pertama Prancis dari kalangan sosialis. Kemenangan Hollande sekaligus juga memberi kekalahan memalukan bagi Sarkozy dan mengubah peta politik Eropa.
Media kanan tengah Inggris menyatakan, kekhawatiran atas kemenangan Hollande setelah ia menyatakan perang terhadap industri keuangan, yang menghasilkan pendapatan besar bagi Inggris.
Pemimpin Partai Buruh Inggris, Ed Miliband mengucapkan selamat atas kemenangan Hollande, Ahad (6/5). Miliband memuji tekad Hollande membantu menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan di Eropa dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
"Kepemimpinan baru sangat diperlukan Eropa untuk keluar dari krisis. Saya berharap bisa bekerja sama dengannya di bulan-bulan dan tahun mendatang," katanya.