REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- IR (17 tahun) pelajar pelaku pembacokan terhadap seorang anggota FPI hingga tewas mengaku tidak merencanakan aksi brutalnya itu. Padahal, ia membawa senjata tajam celurit panjang yang sangat mematikan.
"Saya ikut-ikutan saja. teman-teman berantem saya pun ikut berantem," kata dia saat ditemui di Mapolres Bogor Kota, Senin (7/5).
Ia mengatakan, insiden bentrokan tersebut bermula ketika salah seorang temannya melempar batu ke arah iring-iringan ormas yang tengah melintas. Keadaan pun menjadi tidak terkendali ketika iring-iringan ormas berbalik arah karena merasa tidak terima diperlakukan seperti itu.
"Waktu itu saya sedang nongkrong bersama teman saya sekitar tujuh orang. Tapi di lokasi itu banyak rombongan pemuda yang lain," ujarnya.
Terkait senjata tajam, IR mengaku sengaja membawanya untuk menjaga diri. Setiap kali nongkrong di malam minggu, ia dan teman-temannya memang biasa membawa senjata apa saja yang dimiliki.
"Memang sengaja saya bawa untuk jaga diri. Tapi saya tidak berencana sebelumnya mau mencegat rombongan ormas. Kejadiannya spontan saja," akunya.
Seorang pelajar sebuah SMK swasta di Kota Bogor, IR (17 tahun) dibekuk jajaran Polres Bogor Kota, Senin (7/5). Ia melakukan pembacokan terhadap seorang anggota ormas, Mustofa (36), hingga tewas.