Selasa 08 May 2012 12:38 WIB

Korupsi Indosat Juga Terjadi di Jawa Timur

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
IM2
IM2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tindak pidana kasus korupsi Indosat/ Indosat Mega Media (IM2)  ternyata terjadi di daerah lain, selain Jakarta dan Jawa Barat. Tim penyidik satuan khusus (satsus) pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) yang mendalami kasus itu menemukan locus delicti atau tempat kejadian perkara (TKP), salah satunya di Jawa Timur.

"Ada di beberapa daerah, salah satunya di Jawa Timur," kata Direktur Penyidikan pada JAM Pidsus, Arnold Angkouw yang ditemui di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (8/5).

Ia menambahkan saat ini penyidik sedang melakukan pengecekan dan pendalaman terhadap tindak pidana korupsi Indosat yang terjadi di beberapa daerah lainnya. Pengecekan dilakukan demi memperkuat bukti dalam melengkapi berkas perkara tersangka dalam kasus korupsi tersebut yaitu mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto.

Selain itu, penyidik juga masih menunggu hasil audit mengenai kerugian negara yang dilakukan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akibat dari kasus korupsi ini. Menurut pelapor dalam kasus korupsi Indosat, Denny AK yang juga ketua LSM Konsumen Telekomunikasi Indonesia (KTI), kerugian negara dalam kasus ini yaitu sebesar Rp 3,83 triliun.

"Belum ada hasilnya, masih diaudit BPKP. Kita lagi koordinasi lagi supaya bisa keluar secepatnya," jelasnya.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) Indosat Mega Media (IM2), Indar Atmanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyalahgunaan jaringan yang dilakukan IM2 dan Indosat Tbk. Kasus ini berawal pada 24 November 2006 dimana Indosat dan IM2 diduga telah melakukan kerjasama yang menjadi titik awal tindak pidana korupsi dengan menyalahgunakan jaringan bergerak seluler pita frekuensi radio 2,1 Ghz/3G.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement