REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perampokan telah terjadi di 14 minimarket yang beroperasi di Jakarta hanya dalam kuartal pertama 2012. Jumlah minimarket itu tersebar di wilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi
Data itu diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Satria Hamid, berdasar 1600 outlet di Jakarta dan sekitarnya yang terdaftar sebagai anggota Aprindo. Dari jumlah itu, Satria mengatakan, minimarket di daerah Jakarta Pusat menjadi penyumbang terbanyak dengan 4 kasus.
"Selain di sana, ada juga di Jakarta Selatan (3), Jakarta Barat (1), Jakarta Timur (2) dan Bekasi (3) serta Tangerang (1)," ungkap Satria melalui sambungan telepon. Oleh sebab itu, Satria menjelaskan, dirinya telah berkoordinasi dengan seluruh anggota Aprindo untuk segera meningkatkan sistem keamanan mereka. Caranya, ujar dia, dapat ditempuh melalui imbauan pemasangan kamera CCTV dan penyediaan petugas keamanan di sekitar minimarket.
Terkait usulan kepolisian tentang pemasangan "Panic Button", Satria mengatakan, dirinya juga telah menyampaikan hal itu kepada seluruh anggota Aprindo. Penerapan itu, ungkap dia, ditentukan berdasarkan keinginan dan kemauan pemilik outlet minimarket itu.
Dalam hal ini, Satria juga mengingatkan agar kepolisian tetap melakukan tugasnya dalam mengamankan daerahnya. Terutama, ujar dia, di sejumlah tempat yang memang kerap terjadi aksi kejahatan.
Soal 'panic button' Satria juga berharap jangan sampai perampokan tetap terjadi. Lebih parah lagi, imbuhnya, setelah tombol itu ditekan, polisi ternyata lama datang ke lokasi. "Keburu kabur nanti perampoknya," ujar Satria kepada Republika.