REPUBLIKA.CO.ID,Dari namanya, semua orang pasti sudah paham jika olahraga yang satu ini berkaitan erat dengan kaki. Ya, berbicara sepak bola pasti tak lepas dari penggunaan sepatu. Meskipun hampir tak pernah diperhatikan, justru sepatu menjadi bagian penting dari suatu pertandingan sepak bola. Hmm ... pernah membayangkan pesepak bola profesional tampil sambil bertelanjang kaki?
Sejarah sepatu bola ternyata mencerminkan pengembangan sekaligus perkembangan dari permainan sepak bola itu sendiri. Ini terjadi sejak akhir abad ke-19 hingga memasuki abad ke-20. Pada abad ke-20, sepak bola menganut aturan yang lebih terorganisasi dan formal. Baru pada abad ke-21, sistem ini berhasil membawa permainan menggiring bola menjadi salah satu cabang olahraga yang paling diminati di seluruh dunia.
Sebelumnya, sepak bola telah menjadi bagian dari kehidupan warga Inggris, sejak zaman Raja Henry VIII berkuasa (1509-1547). Rakyat mengenakan sepotong baju bekas sebagai alas bermain bola. Adapun sepatu bola Raja Henry VIII tercatat dalam buku catatan belanja the Great Wardrobe 1526. Sepatu pesanan raja ini khusus dibuat oleh pembuat sepatu pribadinya yang bernama Cornelius Johnson pada 1525 seharga 4 shilling atau sekitar Rp 1,5 juta untuk saat ini. Sepatu sepak bola kerajaan populer terbuat dari bahan kulit yang kuat, dengan hak tinggi, dan lebih berat dibandingkan sepatu biasa yang digunakan sehari-hari.
Sementara itu, tim sepak bola yang saat itu masih diwakili oleh pekerja pabrik setempat dan desa-desa yang menjadi pusat industri, pemainnya masih menggunakan sepatu yang keras. Jenis sepatu yang biasa digunakan biasanya untuk bekerja dengan tali panjang dan penutup baja.
Meski kelihatannya berat dan tidak fleksibel, jenis ini menjadi sepatu pertama yang dikenalkan sebagai sepatu untuk sepak bola. Sepatu bola ini juga dilengkapi dengan paku payung untuk meningkatkan pijakan dan kestabilan di tanah.
Baru pada akhir 1800-an ketika aturan telah masuk dalam sepak bola, ada perubahan gaya sepatu bola. Untuk pertama kalinya pemain satu tim mulai memakai sepatu yang sama. Aturan juga mengizinkan penggunaan baja yang dibulatkan (cleats) sebagai pengganti paku payung sebagai pul. Sayangnya, sepatu bola ini memiliki bobot 500 gram dan bentuknya tebal. Bobot sepatu ini menjadi dua kali lipat lebih berat dalam kondisi basah dan memiliki enam baja di tiap alas sepatu.