Rabu 09 May 2012 02:07 WIB

Ini Dia Cara Deteksi Ikan Berformalin

Peringatan bahaya formalin pada makanan.
Foto: easy4test.blogspot.com
Peringatan bahaya formalin pada makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN---Peredaran ikan berformalin memang mencemaskan. Namun, tak perlu berlebihan. Yang penting, kita mengetahui cara yang tepat untuk mengenali ikan berformalin. 

Ini terutama banyak dialami oleh jenis ikan impor. Ketua Asosiasi Kelompok Usaha Tani dan Nelayan (Akutan) Kota Medan, Azhar Ong, mengungkapkan, banyak ikan impor yang beredar di pasaran Medan dan daerah lain di Sumut diduga mengandung formalin.

Kendati begitu, Azhar juga menyebutkan ciri ikan impor berformalin tersebut. "Kondisi fisik ikan impor yang masuk melalui Pelabuhan Belawan umumnya relatif keras dan setelah dimasak terasa pahit," ucapnya.

Selain meminta masyarakat lebih waspada, Azhar juga mendesak instansi terkait agar lebih selektif menguji kandungan bahan kimia pada ikan impor.

Formalin sendiri merupakan obat keras untuk pengawetan mayat dan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian.

Stasiun Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Medan II memperketat pengawasan terhadap kemungkinan masuknya ikan impor mengandung zat adiktif, seperti formalin.

"Antisipasi dilakukan melalui uji laboratorium," kata Kepala Stasiun Stasiun Karantina Ikan (SKI), Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Medan II Felix Lumban Tobing di Medan, Selasa.

Upaya tersebut bertujuan melindungi masyarakat dari kemungkinan mengonsumsi ikan impor mengandung bahan pengawet yang berpotensi membahayakan kesehatan.

Felix membenarkan, Sumatera Utara (Sumut) tahun ini mendapat alokasi kuota impor ikan sekitar 1.200 ton.

Komoditi ikan impor tersebut akan dipasok oleh sekitar 12 perusahaan perikanan melalui Pelabuhan Belawan Medan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement