REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu ucapan Muadzah kepada perempuan yang disusuinya, "Wahai anakku, jadikanlah pertemuan dengan Allah diiringi sikap waspada dan pengharapan. Sebab, aku melihat orang yang berharap mendapatkan hak dengan kebaikan tempat kembali di hari ia menghadap-Nya.
Aku melihat orang yang takut mendapatkan angannya akan keselamatan di hari di mana orang-orang berdiri menghadap-Nya."
Dia juga mengingatkan jangan pernah tertipu dengan pesona duniawi. "Aku menemani dunia selama 70 tahun. Aku sama sekali tidak melihat ketenangan mata di dalamnya."
Perempuan ahli ibadah ini memiliki nama lengkap Muadzah binti Abdullah Al-Adawiyyah Al-Bashriyyah Ummu Ash-Shahba’. Semasa hidupnya ia dekat dengan Rasulullah, dan para sahabat.
Kedekatan ini yang membuatnya beruntung, karena mendapat ilmu langsung dari sumbernya. Ia mendapat ilmu dari Rasulullah, belajar dari istri Rasulullah, Aisyah, serta para sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Hisyam bin Amir. Dari para sumber ilmu inilah, Muadzah meriwayatkan hadis-hadis dari mereka.
Kehidupannya yang hanya untuk ibadah dan beribadah menjadikan Muadzah mendapat simbol perempuan yang takwa. Allah menggambarkan perempuan-perempuan salihah dalam firman-Nya, "Sebab itu, maka perempuan yang saleh, yakni yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Allah telah memelihara (mereka)." (QS. An-Nisa: 34).
Perempuan yang memelihara diri, dan harta saat suaminya tidak ada adalah nilai terbesar yang diidamkan dalam diri perempuan. Muadzah Al-Adawiyyah termasuk dalam golongan ini.