REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Seorang pembom dari cabang organisasi Alqaidah di Yaman yang dikirim untuk meledakkan satu pesawat tujuan AS pada April sesungguhnya adalah agen ganda yang menyusupi kelompok itu dan menjadi relawan buat misi bunuh diri itu, demikian laporan media AS, Selasa (8/5).
Dinas intelijen Arab Saudi, yang bekerja sama secara erat dengan CIA, memasukkan agen tersebut di dalam Alqaidah di Jazirah Arab (AQAP) dengan tujuan meyakinkan pengelolanya untuk memberi dia sejenis bom baru nonmetal untuk misi itu, kata Los Angeles Times.
Dinas intelijen Barat telah mengidentifikasi AQAP sebagai yang paling berbahaya dan cabang Alqaidah yang memiliki tekad paling kuat di dunia, yang sebagian didedikasikan untuk menyerang Barat.
Peledak tersebut dimaksudkan untuk diselundupkan ke dalam pesawat tanpa terdeteksi lalu diledakkan, demikian laporan Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu (9/5).
Agen ganda itu malah mengatur pengiriman peledak tersebut ke AS dan lembaga intelijen lain yang menunggu di luar Yaman, demikian laporan LA Times.
Agen tersebut tiba dengan selama di satu negara yang dirahasiakan dan diberi penjelasan.
Para ahli di laboratorium bom FBI di Quantivo, Virginia, sekarang sedang menganalisis peledak itu guna memastikan apakah bahan tersebut benar-benar dapat menghindari pengamanan bandar udara, kata surat kabar itu.
Kalau peledak semacam itu dapat dibawa ke pesawat, maka peledak tersebut secara teori dapat diledakkan tanpa diketahui oleh awak dan penumpang lain pesawat.
Dugaan utama ialah peledak militer tingkat tinggi yang "tak diragukan akan bisa menjatuhkan satu pesawat", kata New York Times, yang mengutip seorang pejabat senior Amerika.
Tampaknya itu adalah satu versi dari apa yang disebut "bom pakaian dalam" yang diperbarui tapi gagal menjatuhkan satu pesawat jet penumpang di atas wilayah Detroit pada Hari Natal 2009, kata LA Times.