Rabu 09 May 2012 18:32 WIB

Capres Demokrat Harus Siap Jadi Martir

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Djibril Muhammad
Kampanye Partai Demokrat.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Kampanye Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasca-wacana pencapres via konvesi dari Partai Demokrat, serangkaian pernyataan tertuju pada penolakan ataupun dukungan. Namun, bagi Sekretaris DPP Partai Demokrat, Nova Riyanti Yusuf, calon presiden dari partai belambang Mercy ini haruslah memiliki jiwa martir.

"Kalau bisa dia dan kelompoknya menjadi martir demi kesejahteraan bangsa Indonesia," katanya, di Jakarta, Rabu (9/5).

Seharusnya kroni-kroni itu yang dimanfaatkan bisa naik menjadi presiden. Sehingga ketika sudah memerintah, maka dia yang harus mengatur segala sesuatu yang terbaik untuk rakyatnya. Kroninya pun harus mengikuti keputusan presidennya.

Selain itu, lanjut dia, juga harus bisa memecahkan masalah psikologis bangsa Indonesia yang saat ini dianggap dalam kondisi butuh bantuan (cry for help). Ini sebagai dampak dari tekanan kronis orde baru dan arus demokrasi yang sangat kuat.

"Artinya kita dalam proses peralihan dari 'dictatorship' ke freedom yang luar biasa. Sehingga presiden berikut harus mampu memulihkan kondisi psikologis tersebut," tambah Nova.

Pasalnya, ujar dia, ada kecenderungan pada saat seorang capres naik, maka disibukkan untuk mengurus kroninya. Sehingga kemudian lupa.

Ia mengaku memang belum ada pembahasan mengenai mekanisme pemilihan capres. Apakah melalui konvensi atau yang lainnya. Proses ini baru akan dilakukan pada 2013 oleh majelis tinggi partai. Hanya saja, calon yang akan diusung sebaiknya sosok baru, bukan tokoh-tokoh lama.

"Kalau saya saja malas (dengan tokoh lama), apalagi ekspektasi masyarakat. Pasti kepingin sosok yang inspiratif," ujar anggota Komisi IX DPR tersebut.

Menurut Nova, tokoh itu tak harus muda. Hanya saja bukan orang sisa-sisa rezim lama atau yang sudah pernah jadi presiden. "Kalau masih juga ambil rezim lama, apa kabar reformasi? Kita bergulir terus dong dalam proses demokrasi. Harus juga ada regenerasi kepemimpinan," pungkas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement