REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bandar udara Halim Perdanakusumah membuka 'crisis center' terkait dengan pesawat Sukhoi Superjet L100 yang hilang kontak dengan bandara tersebut pada sekitar pukul 14.30 WIB.
"Pihak Bandara Halim Perdanakusumah bekerja sama dengan Lanud membuka 'crisis center'," kata Kadin Pelayanan Lalu Lintas Udara Halim Perdanakusumah EF Oktovian, ketika diwawancarai televisi swasta di Jakarta, Rabu (9/5) malam.
Selain itu, menurut Oktovian, pihak bandara dengan Lanud juga membuat semacam komite di bagian 'Executive Lounge' yang menjadi tempat dari para pejabat Angkasa Pura dan berbagai perwakilan dari para maskapai penerbangan yang terkait.
Ia juga mengatakan, beberapa orang dari pihak keluarga dan kerabat dari para korban penumpang dari pesawat naas tersebut telah berada di dalam bandara.
Oktavian memaparkan, para penumpang berjumlah sebanyak 41 orang yang merupakan para undangan dari penerbangan pesawat yang sedang dipromosikan tersebut. Ia menuturkan bahwa pesawat kehilangan kontak dengan pantauan radar menara pengawas di bandara pada sekitar pukul 14.50 WIB.
Sementara itu, Kepala Sub Dinas Penerangan Umum TNI AU Kol Pnb Agung Sasongko Jati menyatakan, misi penerbangan sipil itu adalah untuk memperkenalkan kepada khalayak Indonesia tentang performa pesawat terbang produksi pabrikan Sukhoi dari Rusia.
Pesawat komersial Sukhoi Superjet L100 Sukhoi itu mendapat izin lepas landas untuk joy flight bagi para jurnalis dan pebisnis kedirgantaraan nasional.
"Setahu saya mayoritas dari 46 orang yang ada di pesawat terbang untuk joy flight yang kedua kali pada sore tadi adalah jurnalis. Dalam catatan kami terdapat dua jurnalis majalah Angkasa, Doddy Aviantara, dan fotografer Didik N. Yusuf," katanya.
Pesawat superjet L100 Sukhoi merupakan pesawat jet komersial pertama produksi pabrikan Sukhoi Rusia yang mendapat sertifikasi FAA (Federation Aviation Associatin) dari Amerika Serikat dua tahun lalu.