REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Salah satu penumpang pesawat Sukhoi Superjet-100, reporter Trans TV, Ismiaty atau Ismie, sempat mengirimkan pesan singkat melalui ponsel kepada orang tuanya pada Selasa (8/5) malam sekitar pukul 24.00 WIB. Dalam pesan yang ditujukan kepada sang ayah, reporter itu meminta doa agar dirinya tidak nervous selama berada di atas pesawat.
"Dia minta didoakan supaya tidak nervous, karena baru pertama kali naik pesawat," ungkap kakak kandung Ismie, Evi Surtiningsih, saat dihubungi Rabu (9/5) malam.
SMS tersebut menurut Evie merupakan kontak terakhir pihak keluarga dengan Ismie, sebelum mereka mendapatkan kabar mengenai jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet-100 yang ditumpangi adiknya itu. Pihak keluarga, ungkapnya, mendapatkan kabar mengenai jatuhnya pesawat Sukhoi ini dari pihak Trans TV.
"Setelah Maghrib pihak Trans TV menelpon ke rumah dan mengabarkan bahwa pesawat Sukhoi yang ditumpangi Ismie hilang kontak. Keluarga diminta untuk terus berdoa yang terbaik buat Ismie," papar Evi.
Di mata Evi, adiknya tersebut merupakan pribadi yang periang. Menjadi seorang jurnalis, menurutnya, tidak pernah terlintas dalam pikiran sang adik. Karena saat masih menimba ilmu di jurusan Sastra Jepang UPI Bandung, lanjut Evi, adiknya itu bercita-cita menjadi seorang guru.
Selama bekerja di Trans TV, perempuan kelahiran 22 Desember 1988 ini menyewa sebuah kamar kost tak jauh dari kantor tempatnya bekerja. Keluarga dan orang tua Ismie memang menetap di Cilegon.
Evi menuturkan, setelah menerima SMS dari Ismie, ibunya sempat meminta kepada ayahnya untuk menghubungi pihak Trans TV agar tidak menugaskan Ismie untuk meliput penerbangan dalam rangka promosi Sukhoi Superjet-100 itu. Namun, kata dia, hal tersebut urung dilakukan ayahnya.
Saat ini, ungkap Evi, pihak keluarga hanya bisa berpasrah diri dan memohon doa yang terbaik untuk Ismie. "Kami masih terus menunggu kabar terakhir di lapangan," ujarnya menutup pembicaraan.