REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW Insiden penerbangan bukan barang langka di Rusia. Alasan itu, SuperJet100 dikembangkan untuk membangkitkan kembali industri kedirgantaraan negara tersebut. Pesawat itu adalah hasil usaha gabungan antara United Aircraft.Corp dan Finmeccanica SpA (FNC)’s Alenia Aeronautica SpA, yang membantu memasarkan pesawat.
Tahun lalu, berdasar data riset dari Ascend Worldwide Ltd. Rusia mengalami lima kecelakaan pesawat merenggut 99 orang hingga akhir September.
Menanggapi kecelakaan tahun lalu ketika sebuah pesawat yang mengangkut anggota tim hockey, Lokomotiv Taroslavl, gagal mencapai ketinggian, presiden Rusia saat itu, Dimitri Medvedev, mengatakan Rusia sepertinya harus merelakan diri dan berpaling ke produsen asing demi memastikan keselamatan penerbangan.
Saat ini rata-rata usia pesawat single-aisle (satu gang) domestik di Rusia antara 25 dan 30 tahun. Jauh bila dibandingkan dengan usia rata-rata pesawat maskapai di AS sekitar 13 tahunan.
Mengenai Sukhoi Superjet, pesawat pun sebenarnya sudah memiliki pembeli, yakni maskapai Armenie, Armavia, lalu OAO Aeroflot dari Rusia. Delapan pesawat yang digunakan kedua maskapai itu total telah mengakumulasikan 3.500 kali penerbangan.
Satu maskapai Indonesia, PT Sky Aviation, juga berencana membeli 12 unit pesawat. Tur di Asia ini adalah upaya menguatkan kesadaran publik terhadap profil pesawat kepada pelanggan potensial.
Sementara para maskapai Eropa, seperti Air France-KLM Group dan Deutsche Lufthansa (LHA) AG menyatakan masih mengkaji pesawat tersebut. Tak ada satu pun, sejauh ini, perusahaan penerbangan di Eropa yang memesan pesawat buatan Rusia tersebut.
Pesaing utama Superjet di kelasnya ialah CRJ900 yang dirakit oleh Bombardier dan E175 serta E190 bikinan Embraer. Pesawat Sukhoi Superjet100 didesain menggunakan mesin dari PowerJet, rancangan gabungan dari produsen mesin Prancis, Snecma--anak perusahaan Safra SA (SAF)--dan NPO Saturn.
Pengembangkan dan modal pembuatan pesawat ini mencapai sekitar 1 miliar dolar, demikian menurut Fairfax Teal, perusahaan konsultan bisnis industri penerbangan, dan ada 1 miliar dolar lagi untuk mesin dan layanan purnajual pembeli.
Tiap unit dibanderol 28 juta dolar dan sejauh ini, menurut Sukhoi, sudah ada 170 unit yang dipesan. United Aircraft, perusahaan pemilik Sukhoi, tidak pernah mengungkap data resmi pemesanan produknya.