Rabu 09 May 2012 23:44 WIB

Malaysia Didesak Bebaskan Tiga Wartawan Indonesia

Kartu pers wartawan Indonesia (ilustrasi)
Foto: portaliga.com
Kartu pers wartawan Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat mendesak polisi Malaysia segera membebaskan tiga wartawan Indonesia. Mereka ditangkap saat meliput di sekitar lokasi penembakan tiga TKI asal NTB.

Tiga wartawan itu berangkat hari Senin (7/5) mengikuti rombongan Dewan Perwakilan Daerah untuk menyelidiki kasus meninggalnya tiga TKI di Port Dickson, Negeri Sembilan, kata Jumhur di Jakarta, Rabu malam menanggapi penangkapan tiga wartawan Indonesia Muhammad Fauzi (Media Indonesia), Zen Teguh Triwibowo (Seputar Indonesia), dan Ilham Khoiri (Kompas) oleh polisi Malaysia di Port Dickson pada Rabu petang.

Kepala BNP2TKI mengingatkan Malaysia bahwa ketiga wartawan tersebut sedang melakukan pekerjaan jurnalistik dan tidak ada alasan bagi Malaysia untuk menangkap mereka.

Ia berharap kepolisian Malaysia bersikap kooperatif dalam menjamin tugas-tugas jurnalistik yang dilakukan wartawan Indonesia apalagi keberangkatannya untuk menyertai tim DPD yang mewakili kepentingan negara maupun rakyat Indonesia guna mengungkap ihwal kematian tiga TKI NTB yang sesungguhnya.

"Karena itu, demi menjaga hubungan baik dan kehormatan bersama dalam menjunjung keterbukaan informasi, saya meminta pemerintah Malaysia dapat segera membebaskan tiga wartawan Indonesia sekaligus memperlakukannya secara baik dan bermartabat," ujar Jumhur.

Tiga TKI asal NTB, yakni Herman (34), Abdul Kadir Jaeleni (25), serta Mad Noor (28) tewas diberondong oleh lima polisi Malaysia pada Sabtu dini hari (24/3) di sekitar area pelabuhan Port Dickson. Pemerintah RI protes atas penembakan ketiga TKI tersebut dan mendesak pemerintah Malaysia menjelaskan secara terbuka perihal kasus tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement