Kamis 10 May 2012 18:13 WIB

RS Bhayangkara Siap Identifikasi Korban Pesawat Sukhoi

Rep: Ira Sasmita/ Red: Karta Raharja Ucu
View of Mount Halimun Salak National Park from Super Puma of SAR team of Indonesia Air Force, Thursday.
Foto: Antara/TNI AU
View of Mount Halimun Salak National Park from Super Puma of SAR team of Indonesia Air Force, Thursday.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Bhayangkara Dr Sukamto, Kramat Jati, Jakarta Timur siap melakukan identifikasi korban pesawat Sukhoi Super Jet 100. Posko Disaster Victim Identification (DVI) dibangun untuk mempersiapkan penampungan korban yang akan dievakuasi langsung menuju RS Bhayangkara.

"Kesiapan kita sudah seratus persen, tinggal menunggu kedatangan korban," ujar Triroso Adi Waluyo, kepala instalasi forensik RS Bhayangkara, Kamis (10/5) sore.

Tim DVI merupakan gabungan aparat kepolisian dan tim forensik RS Bhayangkara. Tim itu disiapkan dua area yang terdiri dari area post mortem dan ante mortem. Ante mortem digunakan untuk menghimpun data sebelum kematian. Data dihimpun dari informasi yang diberikan keluarga korban. Seperti informasi fisik, cap jari dari ijazah, hingga barang yang digunakan korban.

Sedangkan area post mortem digunakan untuk mengidentifikasi korban yang sudah meninggal. Post mortem dilakukan oleh tim ahli forensik yang terdiri dari delapan orang dokter dan 80 anggota tim.

Identifikasi dilakukan melalui dua tahapan. Yaitu tahapan primer, dimulai dengan identifikasi sidik jari, sidik gigi, dan tes DNA. Kemudian identifikasi tahapan sekunder melalui pengenalan barang yang melekat di badan korban berdasarkan data ante mortem.

Triroso menjelaskan, kamar jenazah RS Bhayangkara mampu menampung otopsi 30 mayat. Namun sebagai upaya antisipasi dan gerak yang lebih cepat dibangun Field Mortuary (Otopsi Lapangan). Telah dibangun dua tenda lengkap peti pendingin (freezer). Pada setiap tenda bisa dilakukan otopsi atas dua mayat. Tenda otopsi lapangan dibangun persis di depan kamar jenazah.

Area ante mortem dan post mortem dipisahkan dengan garis polisi. Area post mortem hanya bisa diakses tim forensik. Sedangkan keluarga korban ditempatkan di area ante mortem, pada pintu masuk sebelum ruang jenazah. Aparat kepolisian yang berjaga telah menyiapkan tenda dilengkapi kursi untuk digunakan keluarga korban.

Pihak keluarga disarankan untuk menyerahkan data sebanyak mungkin untuk memudahkan proses identifikasi. Data ante mortem korban akan memudahkan identifikasi post mortem.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement