REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Harga minyak bervariasi pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah angka positif pekerjaan AS mendorong minyak mentah berjangka New York keluar dari kemerosotan, sementara Brent turun di tengah masalah keuangan Eropa.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, ditutup pada 97,08 dolar AS per barel, naik 27 sen dari penutupan Rabu.
Meskipun kecil, itu menandai kenaikan pertama setelah enam kerugian beruntun untuk kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI).
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni merosot 47 sen menjadi menetap di 112,73 dolar AS per barel.
Minyak mentah New York membalikkan kerugian awal setelah data resmi AS menunjukkan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun untuk minggu kedua berjalan di Amerika Serikat - konsumen minyak mentah terbesar di dunia.
Penurunan klaim pengangguran, menunjukkan sebuah pengurangan dalam laju PHK, menunjukkan beberapa pemulihan berlangsung di pasar tenaga kerja AS yang bermasalah di mana perekrutan tenaga kerja telah merangkak dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami memiliki data yang cukup OK di AS," kata Bart Melek, seorang analis di TD Securities.
Sementara itu, investor terus mengawasi zona euro yang dirundung masalah, di mana sosialis moderat Yunani berusaha untuk membentuk pemerintah koalisi setelah reaksi anti penghematan dalam pemilihan umum akhir pekan mengangkat momok default (gagal bayar) utang negara. "Ada beberapa sentimen positif ... di Eropa atas upaya Yunani untuk tinggal di zona euro," kata Melek.
Sementara itu, pasar minyak mencerna berita permintaan positif dari kartel minyak OPEC.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak memprediksi permintaan 2012 pada 88,67 juta barel per hari, naik dari perkiraan April pada 88,64 juta barel per hari.
"Mengingat stabilisasi ekonomi AS dan penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang, pertumbuhan permintaan minyak dunia telah tumbuh - setidaknya untuk jangka pendek - menghentikan tren yang menurun dan menunjukkan pertumbuhan," kata OPEC.
Kartel 12-anggota, yang menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan minyak dunia, menghasilkan sekitar 31,62 juta barel per hari pada April, naik 0,32 juta barel per hari dari Maret, dengan anggota Irak, Libya, Arab Saudi, Nigeria, dan Angola meningkatkan produksi mereka.
Sebaliknya, Iran memperlihatkan penurunan produksi, OPEC mengatakan, mengutip sumber sekunder.