REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Mesir melarang pembukaan bank syariah baru. Sebuah laporan di surat kabar Mesir, al-Shark al-Awsat mengeklaim Bank Sentral Mesir (CBE) membolehkan bank untuk membuka unit usaha syariah, namun tidak memberi izin untuk pembukaan bank umum syariah.
Hal tersebut dilakukan untuk 'melindungi' pasar perbankan di Mesir yang tengah berguncang akibat reformasi. "Sepanjang bank tersebut mengikuti aturan yang dikeluarkan CBE, mereka boleh membuka departemen syariah. Tapi mereka tidak diizinkan untuk membuka bank baru yang berbasis syariah," kata Deputi Gubernur CBE, Gamal Negm, kepada parlemen Mesir, seperti dilansir laman Reuters, Jumat (11/5).
Beberapa pengamat menilai masuknya bank syariah ke Mesir akan mendorong perekonomian negara tersebut, dengan masuknya modal baru. Salah satunya adalah bantuan dari pemerintah Arab Saudi yang memberikan dana deposito delapan tahun kepada CBE. Dana tersebut bernilai satu miliar dolar.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Perencanaan dan Kerja Sama Internasional Mesir, Faiza Abu El-Naga, mengungkapkan deposito ini akan menghidupkan kembali perekonomian Mesir. Selain itu Arab Saudi memberi pinjaman sebesar 500 juta dolar. Dana itu hasil kerja sama yang ditandatangani duta besar Arab Saudi untuk Mesir, Ahmad bin Abdulaziz Qattan untuk membantu perekonomian Mesir.