REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Spekulasi mengenai reshuffle kabinet dinilai sudah harus ditutup. Terlebih lagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengungkapkan dirinya akan menjaga keutuhan kabinet hingga masa akhir jabatan di 2014.
Pengamat politik Indobarometer, M Qodari, mengatakan pernyataan SBY dalam pengantar sidang kabinet paripurna, Kamis (10/5) telah menegaskan hal tersebut. “Kalau betul SBY bilang akan menjaga keutuhan kabinet, maka itu artinya tidak ada reshuffle. Semua spekulasi reshuffle harus ditutup,” katanya, Jumat (11/5).
Kalaupun ada nama baru dalam kabinet, maka nama tersebut hanya untuk jabatan yang saat ini kosong, yakni Menteri Kesehatan dan Wakil Menteri ESDM. Selain itu, ia menyakini tak akan ada perubahan susunan kabinet.
Ia juga beranggapan pernyataan SBY yang memprediksi kerja efektif kabinet hanya dua tahun ke depan tak lain hanya untuk mengingatkan para menteri agar tetap fokus. “SBY mengingatkan para menteri untuk bekerja sungguh-sungguh sesuai target kementerian,” katanya.
Tetapi, Qodari sedikit menyesalkan penyataan SBY mengenai efektifitas kabinet itu. Sebab, setiap menteri yang menjabat memang sudah seharusnya bekerja hingga masa jabatannya habis, yakni lima tahun atau hingga 2014 dan tidak tergantung pada nuansa politik yang tercipta di tahun tersebut. “Para menteri itu sudah seharusnya bekerja dengan tingkat konsentrasi termasuk pada saat terakhir masa kerjanya,” katanya.
Kabinet Indonesia Bersatu II ada 34 menteri. Sebanyak 18 menteri berasal dari partai politik. Sedangkan 16 orang berlatar belakang nonpartai. Lima menteri berasal dari Partai Demokrat, PAN, Partai Golkar, dan PKS masing-masing tiga kader menjadi menteri. PKB dan PPP masing-masing menempati dua pos menteri.