Senin 14 May 2012 06:56 WIB

Waspadai Gangguan Kesehatan pada Tim SAR Sukhoi

Sejumlah petugas SAR meyisir hutan Gunung Salak dari kawasan Cijeruk, Bogor, untuk mencari korban jatuhnya pesawat Sukhoi SJ 100.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah petugas SAR meyisir hutan Gunung Salak dari kawasan Cijeruk, Bogor, untuk mencari korban jatuhnya pesawat Sukhoi SJ 100.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membekali tim SAR dengan sarung tangan dan masker untuk mengevakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak.

"Tim SAR harus dilengkapi sarung tangan dan masker untuk perlindungan bagi anggota tim saat melakukan evakuasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tri Wahyu Harini di posko kesehatan tim SAR di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di Bogor, Senin.

Menurut Tri, sangat berbahaya terhadap kesehatan tim SAR bila mengevakuasi potongan jenazah dengan menggunakan tangan langsung.

Informasi di lapangan, tim SAR yang sudah terlebih dahulu diberangkatkan, mengumpulkan potongan-potongan jenazah menggunakan tangan langsung.

"Sangat tidak bagus bagi kesehatan. Potongan jenazah sudah tiga hari akan mengeluarkan berbagai bakteri. Ini yang harus dihindari, jangan sampai tim SAR sebagai ujung tombak evakuasi terserang kesehatannya," katanya.

Pihaknya sudah menyediakan ratusan sarung tangan dan masker yang dibagikan kepada anggota tim yang akan berangkat.

Pengendali Operasi, Letkol Fajar Nugraha, mengatakan, pihaknya telah meminta Dinas Kesehatan untuk menyediakan sarung tangan dan masker untuk kelengkapan tim SAR.

"Sudah seharusnya tim SAR dilengkapi masker dan sarung tangan. Karena kenyataan di lapangan jenazah yang dikumpulkan dalam bentuk potongan-potongan, ini untuk menjaga metabolisme tubuh anggota SAR," katanya.

Ia mengatakan, tim SAR sudah diinstruksikan saat mengevakuasi jenazah harus menggunakan masker dan sarung tangan.

Berbagai ancaman penyakit dapat menyerang tim SAR bila dilihat dari kondisi di lapangan.

Sejumlah relawan dan anggota SAR mengaku mengumpulkan puing-puing pesawat dan potongan jenazah tanpa dilengkapi dengan sarung tangan.

"Kami tidak sempat membawa sarung tangan. Kami mengumpulkan potongan-potongan jenazah dengan tangan kosong, lalu memasukkannya ke kantong jenazah," kata salah satu relawan PMI yang ikut mengevakuasi jenazah.

Usai mengevakuasi jenazah, sejumlah relawan PMI tersebut meminta untuk diinjeksi tetanus ke posko kesehatan untuk mencegah serangan penyakit pascaevakuasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement