REPUBLIKA.CO.ID KUPANG -- PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menghentikan untuk sementara angkutan penyeberangan ke Sabu dan Sumba, karena seluruh kru dan kapal tidak aman, menyusul tindakan main hakim sendiri warga di pelabuhan itu.
"Masinis III Lucky (46) dan Anak Buah Kapal (ABK) Kakan M (38) dianiaya hingga sekarat dan kapal Balibo yang melayani penumpang ke pelabuhan Seba itu terancam diledakkan pada Sabtu (12/5), pihaknya keberatan dengan tindakan pemerasan dari sekelompok warga di pelabuhan tersebut," kata Manager Operasi PT Fery Indonesia (Persero) Cabang Kupang, Arnoldus Yansen, di Kupang, Senin.
Akibat tindakan ini pihak manajemen memutuskan menghentikan pelayaran setelah mendapat laporan resmi dari nahkoda kapal, Senin (14/5) pagi dan baru akan kembali mengoprasikan KMP Balibo melayani penumpang ke rute Sabu Seba hingga Sumba dan kembali ke Kupang, setelah pihak pemerintah dan aparat keamanan setempat memberi jaminan, keamanan terhadap kapal dan krunya.
"Pihak PT Fery Indonesia Cabang Kupang, tidak ingin para oknum tidak bertangungjawab seenaknya melakukan tindakan melawan hukum terhadap ABK dan kru kapal lain di pelabuhan itu," katanya.
Arnol Yansen menyayangkan aparat keamanan yang bertugas di pelabuhan Sabu Seba tidak berbuat banyak ketika ABK KMP Balibo di serang para preman, sehingga suasana benar-benar tidak kondusif, termasuk para penumpang yang ada.
Ia mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada pemerintah daerah setempat, termasuk keputusan menghentikan pelayaran ke daerah itu, hingga ada penyelesaian tuntas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Sejauh belum ada penyelesaian tuntas dan jaminan kondusif dari pemerintah setempat, maka selama itu pula pelayanan tetap dihentikan sebagai bentuk protes terhadap tindakan tidak beretika itu," katanya.
Ia berharap semua pihak, terutama para penumpang dapat memahami keputusan pihak manajemen, untuk kebaikan bersama dalam pelayaran.
"Kasus ini telah kami laporkan ke aparat keamanan di Sabu Raijua, termasuk pemerintah daerah setempat dalam hal ini Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome," katanya.
Bupati Sabu Raijua yang dihubungi terpisah membenarkan kejadian itu, dan atas nama masyarakat dan pemerintah daerah setempat mohon maaf dan segera melakukan koordinasi untuk penyelesaian secara damai," katanya.