Senin 14 May 2012 16:04 WIB

Boediono Tegaskan Penyelidikan Di Bawah Kendali Indonesia

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Hazliansyah
Rescuers from Russian ministry of emergency situation walk on the way to the crash site of the Sukhoi Superjet-100 at Mount Salak in Bogor, West Java, Indonesia, Sunday, May 13, 2012.
Foto: AP/Jefry Tarigan
Rescuers from Russian ministry of emergency situation walk on the way to the crash site of the Sukhoi Superjet-100 at Mount Salak in Bogor, West Java, Indonesia, Sunday, May 13, 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Wakil Presiden Boediono menegaskan penyelidikan terkait jatuhnya Pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak berada di bawah kendali Indonesia. Keberadaan sejumlah personel Rusia di lokasi kejadian hanya sebatas membantu Indonesia.

 

"Penyelidikan ini di bawah kendali dari instansi-instansi Indonesia karena kepentingan adanya transparansi dan kredibilitas ada di Indonesia," kata Jubir Wapres Yopie Hidayat, dalam konferensi pers di Istana Wapres, Senin (14/5) sore.

 

Boediono menerima delegasi dari Rusia yaitu Ketua Delegasi Yuri Slyusar, Presiden United Aircraft Corporation Mikhail Pogosyan, dan Counsellor Kedubes Rusia Audrey Shestakov, dan Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov. Saat menerima kunjungan tersebut Boediono diantaranya didampingi Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bhakti, dan Plh Dirjen Amerika Eropa Kementeria Luar Negeri Wahidu Supriyadi.

 

Dalam pertemuan tersebut, delegasi tersebut menjelaskan tim Rusia yang datang ke Indonesia terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu tim SAR yang bertugas mencari korban di reruntuhan, tim identifikasi yang bertugas menganalisis korban, serta tim yang bertugas menganalisa penyebab kecelakaan.

 

"Ketiganya berada di bawah kendali instansi-instansi Indonesia. Tim SAR di bawah koordinasi Basarnas, tim forensik di bawah kendali Polri, dan tim penyelidik kecelakaan di bawah koordinasi KNKT," ujar Yopie.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement