REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menyatakan saat ini sudah ada 22 sidik jari diambil dari jasad korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5).
"Setidaknya ada 22 sidik jari yang diambil dari 'body parts' yang diambil dari lokasi kejadian," kata Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (14/5).
Tim Inavis dari Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri merupakan fungsi lain yang dilibatkan secara langsung yang melakukan pemeriksaan sidik jari tersebut, ujarnya.
"Tim dari Rusia juga sudah bergabung dengan Disaster Victim Identification (DVI) Polri, sudah mulai pula melakukan pemeriksaan dari 22 kantong jenazah dan empat properti yang ditemukan di lokasi kejadian," katanya.
Sementara itu, empat kantong properti yang ditemukan diperiksa oleh penyidik Polri untuk dilakukan pemilahan yang merupakan milik pribadi penumpang dan akan dikembalikan. "Sementara yang lain untuk pemeriksaan masih penguasaan penyidik," kata Boy.
"Dan tidak ada niat melambat-lambatkan pemeriksaan 'body parts' karena butuh kecermatan dan ketelitian dan minta pengertian dari pihak kelurga," kata Boy.
Saat ini, tim DVI masih menunggu kantong jenazah jasad korban lain, karena ini masih bersifat parsial agar sifatnya utuh kemudian dikelompokan jasad korban tersebut, katanya.