Senin 14 May 2012 20:15 WIB

Suka Duka Islamic Center Amerika Diusianya ke-50

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Islamic Center Amerika (ICA).
Islamic Center Amerika (ICA).

REPUBLIKA.CO.ID, DEABORN -- Genap setengah abad Islamic Center Amerika (ICA) berdiri. Seiring dengan perkembangan populasi Muslim, peran ICA menjadi kian vital. Apalagi tantangan yang dihadapi Muslim kian hari semakin berat.

"ICA berdiri tahun 1962 silam oleh sekelompok kecil keluarga muslim yang kala itu kesulitan mempraktekkan iman mereka," kenang executive administrator Kassem Allie, seperti dikutip dari pressandguide.com, Senin (14/5).

Sejak itu, kata Kassem, ICA telah mengalami perkembangan signifikan, termasuk perpindahan lokasi dari bangunan sebelumnya di jalan Joy, dekat Greenfield, Detroit ke Jalan Ford, Dearborn. "Semakin banyak anggota baru dalam komunitas yang bergabung di masjid kami," kata dia.

Ia memperkirakan, sekarang masjid telah melayani sekitar 10 ribu keluarga. Dan jumlah tersebut akan meningkat setiap tahun. "Yang tidak berubah jelas bagaimana ICA berusaha untuk mendidik publik AS tentang Islam dan Muslim," ungkap Kassem.

Yang menggembirakan, dari 50 tahun berdirinya ICA, hubungan antar penganut agama lain begitu terjaga. Pasalnya, ICA terus menjalin komunikasi dengan gereja dan sinagog di seluruh wilayah Detroit. "Alhamdulillah, hubungan kami dengan komunitas lain begitu baik," ucapnya.

Lebih jauh Kassem mengungkap, ICA dikunjungi beberapa kali oleh Uskup Katoik, Allen Vigneron, anggota kongres, gubernur dan para pemimpin internasional. Bahkan, lanjutnya, tokoh sekaliber Terry Jones juga sempat mengunjungi ICA meski dengan niatan berbeda.

"Sayang memang, orang-orang seperti Terry Jones sebenarnya tidak memahami Islam," kata dia.

Allie, yang duduk di Dewan Pengawas ICA selama lebih dari 10 tahun, telah menghabiskan sebagian besar hidupnya terlibat dalam aktivitas masjid dan komunitas. Sejak berimigrasi dari Lebanon pada 1961 silam, ia dan keluarganya telah menyaksikan pusat tumbuh dari organisasi kecil menjadi besar seperti sekarang.

"Banyak pengalaman yang telah kami dapat. Tentu kami semakin baik setiap tahun," kata dia.

Ke depan, kata Kassem, pihaknya berencana untuk memperluas bangunan ICA, merenovasi sekolah dan menawarkan layanan multibahasa sehingga mampu menampung para imigran baru. "Kami juga ingin memperluas jangkauan ke komunitas non-Muslim untuk melakukan dialog dan bertukar ide," ujar Kassem.

"Ini bagian dari misi kami. Kami menyambut mereka, dan kami terus menyambut mereka," pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement