Selasa 15 May 2012 07:35 WIB

Pemangku Adat Maluku Sesalkan Bentrok Perayaan HUT Pattimura

Penusukan. Ilustrasi
Foto: .
Penusukan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Majelis Latupati (pemangku adat) Maluku menyesalkan perayaan bentrok massa yang terjadi pada HUT Pahlawan Nasional Thomas Matulessy yang bergelar Kapitan (Panglima Perang) Pattimura ke-195, Selasa subuh. Bentrok terjadi antarwarga di perbatasan kawasan Mardika dan Batumerah, kecamatan Sirimau, Kota Ambon,

"Sungguh heroisme pahlawan Nasional Pattimura ternodai karena generasi penerus tongkat estafet bangsa Indonesia di Kota Ambon ini tersulut emosi sehingga terjadi ketegangan," kata Sekretaris Majelis Latupati Maluku, Jhon Pattisahusiwa, di Ambon, Selasa pagi.

Raja Negeri Sirisori Islam ini mengaku bingung atas terjadinya gangguan pada rangkaian perayaan HUT Pattimura, yang diawali dari prosesi adat di Gunung Saniri, Saparua (Maluku Tengah) yang menjadi tempat pertemuan Pattimura dan rekan - rekan mengatur strategi untuk menyerang benteng Duurstede pada 1817.

Ketegangan terjadi saat obor yang apinya dinyalakan dengan gesekan kayu oleh Latupati di Gunung Saniri itu sedang diarak pemuda Batumerah menuju Pattimura Park sebagai lokasi perayaan HUT dipimpin Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.

"Kami sangat menyesalkan insiden ini karena menunjukkan kurang menghargai pengorbaan dari Pahlawan Nasional Pattimura yang sebenarnya harus dijunjung tinggi dengan memelihara stabilitas keamanan," tandas Pattisahusiwa.

Apalagi, lanjutnya, Kota Ambon sedang berbenah untuk menyelenggarakan MTQ tingkat nasional ke-24 pada 8 - 19 Juni 2012.

"Jadi Latupati sedang berkoordinasi dengan para Raja - Raja, terutama di Kota maupun Pulau Ambon agar mengarahkan warganya tidak terprovokasi dan menjamin kelancaran aktivitas lalu lintas," kata Pattisahusiwa.

Dia mengakui insiden tersebut terjadi saat dirinya sedang berada di Pattimura Park untuk merayakan HUT Pattimura. Ia kemudian berkoordinasi dengan Musyawarah Koordinasi Pimpinan Daerah Maluku dan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy.

"Saya telah telpon Raja Passo, kecamatan Baguala dan Batumerah, Awath Ternate, kecamatan Sirimau (Kota Ambon) serta Raja Tulehu, John saleh Ohorella yang negeri (desa) mereka menjadi 'pintu' masuk maupun keluar Ambon agar menjamin kelancaran aktivitas lalu lintas," ujar Pattisahusiwa.

Akibat ketegangan yang terjadi, perayaan HUT Pattimura ke-195 tidak menggunakan obor induk, dan Gubernur Maluku selaku pemimpin hanya memanfaatkan obor cadangan.

Ketegangan di kawasan Batumerah-Mardika mengakibatkan dua unit rumah maupun sejumlah sepeda motor terbakar, dan beberapa warga dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka akibat serpihan bom, terkena peluru, dan anak panah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement