REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Republik Demokratik Rakyat Korea (RDRK), Kim Yong Nam, sempat disinggung pula mengenai peluncuran satelit Korea Utara yang sempat menghebohkan dunia beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tertutup itu, Kim Yong Nam menilai informasi yang beredar telah menyudutkan negara tersebut.
“Presiden Korea Utara menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan peluncuran satelit ini menurut mereka, ada semacam informasi yang tidak seimbang dan cenderung menyudutkan pihak Korea Utara,” kata Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa saat memberikan keterangan pers, Selasa (15/5).
Kim Yong Nam juga memberikan informasi kepada Presiden SBY mengenai perkembangan dialog antara Korea Utara dan Korea Selatan, terutama dalam upaya untuk mencapai reunifikasi dua negara itu. Marty tak merinci materi pembahasan tersebut secara terperinci.
Namun, atas informasi itu, Presiden SBY mengucapkan berterima kasih dan meminta agar masyarakat internasional bisa menghormati pilihan masyarakat kedua negara. “Pada intinya adalah Presiden SBY menghormati aspirasi dari bangsa dan rakyat Korea itu sendiri apakah pada saat ini Korea Utara dan Korea Selatan,” katanya.
Dalam tanggapannya, Presiden SBY pun menggarisbawahi bahwa terhadap masalah apapun yang dihadapi di Semenanjung Korea perlu dihindari kesalahpahaman dan permasalahan itu akan dicapai melalui dialog dan komunikasi.
“Kami berkeyakinan masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembang di kawasan akan terus dibahas oleh kedua presiden pada kesempatan ke depan. Atas informasi yang disampaikan Presiden Korea Utara itu, Presiden SBY menegaskan tentunya pihak-pihak senantiasa berkomunikasi melakukan dialog untuk menghindari timbulnya kesalahpahaman,” katanya.