REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Petani kopi yang tersebar di wilayah Lampung mulai menikmati hasilnya. Betapa tidak, harga kopi dunia saat ini mencapai 2.100 dolar AS atau setara Rp 20.370.000 per tonnya. Sementara total ekspor kopi dari provinsi bermotto Sang Bumi Ruwai Jurai ini berkisar antara 250 - 350 ribu ton per tahunnya.
“Saat ini sedang panen, puncaknya hingga Juni mendatang,” ujar Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (BPD AEKI) Lampung, Sumita, Selasa (15/5).
Sumita menyebut, sentra produksi kopi di Lampung antara lain di wilayah Lampung Barat, Tanggamus, dan Lampung Utara dengan luas lahan mencapai 160 ribu hektare. Keberadaan Pelabuhan Telukbetung menjadikan kegiatan ekspor kopi kian meningkat. Karenanya, tak mengherankan, kopi yang berasal dari daerah provinsi lain, semisal Bengkulu diekspor melalui pelabuhan ini.
Adapun pasar utama ekspor kopi khususnya dari Lampung, yakni kawasan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. “Akses ekspor akan semakin meningkat lagi,” ucapnya yakin.
Saat ini, Lampung boleh dibilang sebagai salah satu produsen terbesar kopi di Tanah Air. Di tingkat dunia, produksi kopi Indonesia menempati urutan keempat setelah Vietnam dan Kolombia. Produksi kopi terbesar dunia masih dipegang Brazil. “Jenis kopi dari Indonesia adalah robusta. Kalau jenis Arabica kurang cocok dengan iklim kita,” ujarnya seraya menyebut jumlah eksportir kopi di Lampung sebanyak 60 kelompok.