Selasa 15 May 2012 20:10 WIB

Mujahidah: Kabsyah binti Rafi', Ibunda Para Syuhada (3-habis)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wallpaperbagus.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Perang Khandaq, Kabsyah mendorong Sa’ad bin Mu’adz, putra yang tinggal satu-satunya itu untuk segera berangkat perang.

Ummu Sa’ad lupa memerhatikan baju besi yang dipakai berperang anaknya. Baju besi itu tidak sempurna, seluruh sikunya terbuka sehingga tangannya terlihat jelas.

Aisyah RA sempat mengingatkan kekurangan dari pakaian perang tersebut.

Takdir berkata lain, ketidaksempurnaan baju perang menjadi jalan bagi Sa’ad bin Muadz menjadi syahid. Sa’ad terkena panah yang menancap di pangkal lengannya. Darah mengalir dengan deras.

Sa’ad berdoa, "Ya Allah, jika Engkau belum mengakhiri perang dengan kaum Quraisy, maka beri aku kesempatan untuk turut ambil bagian. Tidak ada yang lebih aku senangi untuk diperangi selain kaum yang mengganggu dan mendustakan Allah dan Rasul-Nya."

Allah mengabulkan doanya dengan mengirim angin topan dasyat yang menghancurkan Pasukan Quraisy.

Setelah berperang, kondisi Sa’ad semakin parah. Dia menemui ajalnya setelah menetapkan keputusan terhadap Bani Quraizhah. Ummu Sa’ad mengantarkan putranya tercintanya sampai ke liang kubur.

Rasulullah berkata kepada Kabsyah, "Apakah tidak cukup mengeringkan air matamu dan menghilangkan kesedihanmu, bahwa anakmu adalah orang pertama yang Allah tersenyum kepadanya, serta bergetar Arsy untuknya."

Perkataan Rasulullah SAW tersebut membuat Ummu Sa’ad terhibur. Kabsyah wafat di Madinah setelah kedua anaknya gugur sebagai syahid.

Namanya terukir sebagai sosok Muslimah yang mengantarkan anak-anaknya syahid sampai ke liang kubur. Kabsyah termasuk golongan shahabiyah yang dekat dengan Rasulullah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement