REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Tim SAR Indonesia dan Rusia akan menggelar rapat koordinasi untuk evaluasi pelaksanaan evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak. "Tadi kita mengundang pihak Rusia untuk hadir dalam rapat koordinasi bersama, dan pihak Rusia menyanggupinya mereka akan datang pukul 20.00 WIB," kata Komandan Korem 061/Suryakancana Kol Inf AM Putranto saat ditemui di Posko Kendali Evakuasi Korban Sukhoi, Cipelang, Kabupaten Bogor, di Bogor, Selasa (15/5).
Ia mengatakan, dalam rapat koordinasi terutama akan mengevaluasi pelaksanaan evakuasi pada hari ke tujuh. Pemanggilan pihak Rusia, katanya, untuk membahas strategi apa yang akan dilakukan dalam operasi tersebut.
"Kita akan tanyakan mau mereka apa, dan apapun yang mereka lakukan di sini harus di bawah pengawasan kita," katanya. Ia menyebutkan, pihak Rusia sepenuhnya di bawah pengawasan Indonesia. Apapun yang mereka lakukan harus di bawah komando dan izin dari posko.
"Kita ingin tidak ada lagi "miss communication" antara kita. Karena pihak Rusia harus memahami aturan main di sini, dan mereka tidak bisa melakukan apapun tanpa berkoordinasi dengan kita," katanya. Tim Rusia yang sudah di Gunung Salak, saat ini posisinya sudah bergerak turun. Mereka saat ini berjumlah 12 orang.
Tugas utama tim Rusia membantu evakuasi material pesawat dan kemungkinan kotak hitam. Namun, hingga hari ketujuh, katanya, keberadaan kotak hitam masih dalam upaya pencarian.
Terkait hari ketujuh pelaksanaan evakuasi, katanya, saat ini akan dilakukan rapat evaluasi yang diikuti seluruh anggota SAR. Ia menjelaskan, rapat tersebut membahas perencanaan operasi lanjutan setelah tujuh hari.
"Dari hasil rapat ini nanti akan diputuskan persiapan apa saja yang akan kita lakukan bila penambahan operasi dilakukan," katanya. Hingga hari ketujuh, 31 kantong jenazah telah dievakuasi dari atas Gunung Salak. Pada Selasa, tiga kantong berhasil dievakuasi. Saat ini masih ada sejumlah kantong jenazah yang akan diturunkan dari Gunung Salak pada Rabu (16/5).