REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Proses evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 lewat udara dari atas lokasi musibah tersebut di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu pagi sempat terhambat cuaca yang berkabut hingga menyulitkan pesawat Super Puma menuju lokasi.
Dandim 0607/Sukabumi, Letkol Inf Mukhlis, di Lapangan Pasir Pogor, Cijeruk, Bogor, Rabu menyatakan heli Super Puma tidak bisa menuju lokasi jatuhnya pesawat karena cuaca yang berawan tebal dan kabut. "Cuacanya sedang buruk," katanya.
Sementara itu, dari pantauan ANTARA, pada Rabu pagi, satu kantong yang diduga korban musibah pesawat tersebut diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma dengan menggunakan heli milik Palang Merah Indonesia (PMI).
Sebelumnya, Kepala Basarnas, Daryatmo, menyatakan proses pencarian terhadap korban Sukhoi Superjet 100 masih dilakukan sembari mencari rangkaian?Flight Data Recorder" (FDR) atau alat perekam data penerbangan yang belum ditemukan di areal lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.
Sedangkan Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekam suara kokpit sudah ditemukan oleh Kopassus sejak Selasa (15/5).
"Karena itu, saya minta kepada penyelamat untuk melanjutkan pencarian FDR sekaligus evakuasi korban," kata Marsekal Madya TNI Daryatmo.