Rabu 16 May 2012 14:24 WIB

Setelah 20 Tahun Dipenjara, Ilmuwan Pakistan Ini Kembali

Rep: Gita Amanda/ Red: Hafidz Muftisany
Dr. Khalil Chishti
Foto: nation.com.pk
Dr. Khalil Chishti

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD-- Setelah menghabiskan waktu 20 tahun di penjara India karena kasus pembunuhan, ilmuan Pakistan Dr. Khalil Chishti kembali ke Pakistan.

Dr. Chisti dijatuhi hukuman seumur hidup pada 31 Januari tahun lalu, oleh pengadilan atas pembunuhan yang terjadi di Ajmer pada 1992 lalu. Ia mendarat di Bandara Internasional Benazir Pakistan pada pukul 11.30 siang waktu setempat.

Dr. Chisthi mengenakan setelan safari krem dan memakai topi Jinnah, ia tampak kuyu dan lemah. Ia keluar dari bandara dengan menggunakan kursi roda, dan berbicara pada wartawan dengan suara lemah. Ahli mikrobiologi berusia 85 tahun tersebut akan bergabung bersama keluarganya di Karachi. Sebelum berangkat ke Karachi, ia dijadwalkan akan bertemu Presiden Asif Ali Zardari.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan, ini merupakan keinginan Dr Chishti untuk menemui presiden saat pertama tiba di Islamabad. "Ia ingin menyatakan rasa terima kasihnya pada presiden," kata Malik.

Presiden Zardari telah mengirimkan pesawat khusus untuk membawa Dr. Chisthi dari New Delhi. Dr. Chisthi kemudian mengungkapkan rasa terima kasih mendalam pada bangsa dan pemerintah.

"Setelah 20 tahun di penjara, saya sempat kehilangan harapan kembali ke negara saya. Tapi hari ini saya tak punya kata-kata lain bagaimana mengekspresikan perasaan saya," ujar Dr. Chishti.

Ia mengatakan, ia juga berterima kasih pada pemerintah India untuk memungkinkannya bertemu dengan  keluarga. Meskipun kasus ini masih dalam penangguhan Mahkamah Agung India.

"Saya akan merayakan saat bahagia bersama keluarga dan menghabiskan masa tua bersama mereka," kata dia.

Ilmuan tersebut mengatakan ia terlibat kasus palsu. Ia bersikukuh tak ada hubungannya dengan kasus pembunuhan yang menjeratnya. Sementara itu Mahkamah Agung India memberikan jaminan sementara pada Dr Chisthi. Ia diizinkan kembali ke Pakistan dan mengunjungi keluarganya, sambil menunggu hasil banding dengan Pengadilan Tinggi Rajasthan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement