REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Salah seorang korban yang rumahnya terbakar dalam bentrok yang terjadi dalam perayaan Hari Pattimura Selasa kemarin nekat menemui Gubernur Maluku di kantornya.
Korban bentrok di Ambon, Selasa (15/5) subuh yang rumahnya terbakar, Kace Maruanaya, Rabu, bersikeras menemui Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk menyampaikan keluh-kesahnya. Dengan mengendarai sepeda motor, Kace memasuki halaman kantor gubernur dan memarkirkan kendaraannya tepat di depan mobil dinas gubernur yang diparkir di teras utama gedung pemerintah tersebut.
Personel Satuan Polisi Pamong Parja (Satpol PP) sempat melarang Kace memarkir kendaraannya di depan mobil gubernur namun ia tidak menggubrisnya. "Saudara - saudara (personil Satpol PP) tidak mengalami penderitaan seperti saya, makanya jangan menghalangi untuk menemui Gubernur," ujar Kace yang mengaku bahwa rumahnya di kawasan Mardika, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon sudah empat kali terbakar sejak konflik pecah pada 1999.
Dia mengatakan bahwa saat ini dirinya hanya mengenakan sandal jepit dan oblong untuk menemui gubernur karena semua pakaian terbakar saat bentrokan yang terjadi Selasa (15/5). "Untungnya saya diberi Rp1 juta oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dan itu dimanfaatkan untuk membeli kasur agar anak-anak bisa tidur di pengungsian. Makanya saya harus bertemu gubernur," tandas Kace.
Nasib baik berpihak kepadanya karena saat masih berbicara dengan Satpol PP, Gubernur Ralahalu ke luar dari ruang kerjanya dan memanggil Kace. "Ada apa?," sapa gubernur sambil meminta Kace menyampaikan keperluannya.
Gubernur yang hendak menghadiri pertemuan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah meminta Kace untuk menemuinya kembali karena waktunya saat itu sangat terbatas. "Syukur bisa bertemu gubernur kendati masih dijanjikan untuk kembali lagi," ujar Kace.
Sebelumnya Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengatakan bahwa seluruh biaya yang ditimbulkan akibat bentrok itu ditanggung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, baik korban luka maupun rumah dan kendaraan terbakar.