REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Australia pada Rabu (16/5) berjanji memberi 300 juta dolar Amerika Serikat kepada Afghanistan dalam beberapa tahun setelah penarikan pasukan asing. Dana itu membantu pasukan setempat dalam peralihan itu.
Perdana Menteri Julia Gillard menyatakan, Canberra akan memberikan 100 juta dolar Amerika Serikat setiap tahun selama tiga tahun sejak 2015. Dana itu sebagai bagian dari upaya asing membantu mempertahankan dan mendukung Pasukan Keamanan Negara Afghanistan melewati masa peralihan.
Australia memiliki sekitar 1.550 tentara di Afghanistan dengan tugas utama pelatihan dan pendampingan bagi Angkatan Darat Negara Afghanistan di propinsi selatan, Uruzgan. Gillard pada bulan lalu menyatakan Australia akan mulai menarik pasukannya pada 2013, lebih cepat dari yang direncanakan, karena "keberhasilan berarti keamanan", meskipun pemerintahnya sejak itu menekankan kepada NATO akan "siap tempur" sampai dengan 2014.
Perdana Menteri Australia pada Rabu menyatakan Afghanistan akan bertanggung jawab atas keamanannya pada akhir 2014, tapi pekerjaan tidak akan selesai. "Untuk menggalang dan membangun keamanan dari siasat peralihan, Pasukan Keamanan Negara Afghanistan memerlukan dukungan dana, pelatihan dan pendampingan," kata Gillard saat membuat janji 300 juta dolar Amerika Serikat itu.
"Australia memiliki kepentingan utama dalam mendukung ketenangan dan keamanan Afghanistan setelah peralihan. Tekad kami untuk pendanaan ANSF mencerminkan kepentingan abadi itu," katanya.
Selain dana itu, Gillard menyatakan Australia akan mempertimbangkan kelangsungan kehadiran pasukan khusus di Afghanistan dan mempertahankan kegiatan bantuan pembangunan sesudah 2014 di bidang, seperti, kesehatan dan pendidikan.
Janji itu akan diresmikan dalam perjanjian kemitraan jangka panjang, yang akan ditandatangani dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, mencakup bidang, seperti, keamanan, perdagangan dan permodalan, pengembangan dan budaya, tambahnya.
Australia menjanjikan tambahan 1,3 miliar dolar Australia dalam tahun anggaran saat ini bagi perang satu dasawarsa itu, tempat negara benua tersebut sudah kehilangan 32 tentaranya. Perang itu sangat tidak disukai rakyat Barat pengirim pasukan ke Afghanistan. Jajak pendapat di Inggris, Prancis dan Jerman menunjukkan kian banyak warganya menuntut tentara mereka segera ditarik.