REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Operasi pemisahan bayi kembar siam asal Kabupaten Buleleng tak berjalan sesuai harapan karena hanya salah seorang yang berhasil diselamatkan oleh tim dokter ahli gabungan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo.
"Memang operasi berjalan cukup lancar dan cepat, namun hanya bayi yang berkode hijau berhasil diselamatkan, sedangkan saudaranya berkode biru akhirnya meninggal dunia," kata Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, dr AAN Jaya Kusuma, seusai pelaksanaan operasi di Denpasar, Jumat malam.
Dia mengatakan, saat ini bayi yang berhasil selamat tersebut kondisinya cukup baik walaupun harus ditopang oleh berbagai alat bantu. Menurut Jaya Kusuma, fokus operasi dilakukan terhadap bayi berkode hijau guna menyelamatkannya karena kondisi saudaranya memburuk.
"Kami khawatir jika tidak segera ditangani maka bayi hijau pun akan memburuk seperti saudaranya sehingga keduanya tak selamat," ujarnya
Salah seorang tim dokter operasi kembar siam, dr Dharma Jaya, mengatakan, jalannya operasi berlangsung cukup cepat karena untuk pemisahan organ tubuh kedua bayi tersebut hanya sekitar dua jam.
"Operasi pemisahan ini selesai pada pukul 20.15 Wita. Tadi organ tubuh yang dipisahkan hanya liver saja sebab yang lainnya sudah terpisah," katanya.
Dokter ahli bedah anak RSUP Sanglah itu menjelaskan, walaupun hanya dapat menyelamatkan seorang bayi, bukan berarti bermaksud mengorbankan saudaranya yang memang mengalami kelainan bawaan akut, yakni jantung dan otaknya.
Setelah penanganan medis tersebut, tambah dia, untuk sementara tidak ada rencana melakukan operasi lanjutan karena tim bedah plastik telah menutup jaringan dengan cukup baik.
Sementara itu, Komang Sukarini, ibu dari bayi tersebut tampak syok setelah mendengar kabar jika salah seorang anaknya tak berhasil diselamatkan.
Sang ibu hanya terlihat menangis tersedu-sedu sambil memeluk erat salah seorang kerabatnya yang menemani selama jalannya operasi.